Bentuk Implementasi Nyata Pancasila: Sudut Pandang Seorang Marhaenis


A.    DASAR PEMIKIRAN
Ekasila adalah tindakan gotong royong dalam mengerjakan segala bidang. Indonesia sendiri adalah negara gotong royong. Dan gotong royong lebih dinamis dari kekeluargaaan. Indonesia berjuang bersama untuk melawan kolonialisme dengan berbagai cara. Jadi, ketika semua dikerjakan secara gotong royong maka Pancasila pun telah kita terejawantahkan (terlaksanakan/termanifestasikan).
     Kampus menurut KBBI adalah daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi (universitas, akademi)  tempat semua kegiatan belajar-mengajar dan administrasi berlangsung. Kampus merupakan daerah intelektual yang semuanya bersiafat ilmiah. Semua hal harus dilengakapi data, logika , dan dapat dibuktikan kebenarannya. Oleh sebab itu kampus merupakan tempat yang benar untuk memdistribusikan  nilai-nilai Pancasila dan Marhaenisme. Karena kaum intelektual juga akan mendistribusikan nilai-nilai tersebut kepada masyarakat luas.
     Pancasila pada saat disampaiakan bung Karno, apabila diperas akan menghasilkan Ekasila (disampikan beliau saat sidang  BPUPKI 1 Juni 1945). Isi Ekasila itui adalah gotong royong. Beliau percaya jika kita semua gotong royong menyesaikan masalah bangsa ini, maka cita-cita bangsa Indonesia pasti akan tercapai. Dan penulis penulis yakin Ekasila itu masih relevan di era revolusi uindustri 4.0 ini.



A.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah esai ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana cara membangun  kader marhaenis di lingkugan Universitas Palangka Raya?
2.      Apa perbedaan nilai-nilai Pancasila dan Marhenisme?



A. 2 Tujuan Penulisan
     Adapun tujuan penulisan esai ini adalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan cara membangun  kader marhaenis di lingkugan Universitas Palangka Raya.
2.      Menjelaskan perbedaan nilai-nilai Pancasila dan Marhenisme.



A.3 Sasaran Pembaca
Adapun sasaran pembaca  esai ini adalah sebagai berikut:
1.      Mahasiswa Universitas Palangka Raya khusunya  dan akademisi pada umumnya.
2.      Masyarakat luas.


B.       ISI
B.1 Pengertian Kader Marhaenis
            Kader adalah orang yang diharapkan akan memengang peranan penting dalam pemerintahan, partai, dan sebagainya. Marhaenis adalah orang yang termasuk dalam gologan marhaen dan atau pemimpin kaum marhaen yang berjuang untuk rakyat (kaum kecil). Sedangkan yang dimaksud kaum marhaen adalah kelompok petani, buruh, nelayan, dan siapapun orangnya yang tertindas karena suatu sistem, sehingga mereka tidak dapat sejahtera dan merdeka sejati.
            Kader marhaenis adalah orang-orang yang siap mengerakkan rakyak yang tertindas karena sistem. Kader marhaenis bergerak berdasarkan nilai-nilai Marhenisme dan Pancasila. Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pisau perlawanan terhadap sistem yang dibuat untuk menindas sesama manusia atau suatu bangsa terhadap suatu bangsa. Sistem tersebut seperti kolonialisme, neokolonialisme, imperialisme, neoimperialisme, kapitalisme, feodalisme, dan lain sebagainya.
B.2 Nilai-nilai Pancasila dan Marhaenisme
            Nilai-nilai sejati pancasila pada hakikatnya terlatak pada pelaksanaannya. Bukan hanya sekedar postulat atau ketetatap mutlak, teori-teori dan tulisan. Nilai sejatinya adalah bagaimana seluruh tatanan masyarakat dapat hidup berdampingan, aman, damai dalam keberagaman, harmonis, dan bahu-membahu mengejarkan masalah sosial. Seperti inisari dari pancasila yaitu gotong royong. Maka, ketika semua dikerjakan secara gotong royong apapun masalahnya pasti terselesaikan.
            Nilai-nilai marhenisme sejati teletak juga pada implementasinya. Bagaimana setiap kader marhaenis mampu menggerakkan kaum marhaen. Sedangka nilai-nilai dasar marhaenisme adalah sosio-nasinalisme, sosio-demokrasi, dan ketuhanan yang maha esa. Kita dapat melihat semua dasar perjuagan perjugan marhaenis adalah kemunisaan. Jadi, setiap marhaenis harus dapat memanusiakan sesama manusia demi terciptanya sosialisme Indonesia.
B.3 Cara membangun kader Marhaenis
            Cara membangun kader marhaenisdimulai dari diri sendiri sepert menunjukkan sikap seorang marhaenis. Sikap yang mengutamakan masalah bangsa, masalah bersama, bukan mengutamakan masalah pribadi. Contoh: di kampus ada yang menjual dosen yang menjual diktat dengan iming-iming nilai bagus. Terus kita harus siap melawan sistem yang salah tersebut, karena telah menindas mahasiswa. Jika semua siap melawan dan berkata tidak untuk membeli diktat pastinya sistem penindasan tersebut akan musnah. Artinya. Cara membangun kader marhaenis harus menunjukkan sikap berani, idealis, peduli, dan tegas untuk mengatakan benar ya benar dan yang salah ya salah.

C.     PENUTUP
C.1 Membagun kader marhenis di Universitas Palangka Raya, dimualai dari anggota/kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)  yang menunjukkan perbuatan idealnya seorang marhaenis.
C.2 Nilai-nilai Pancasila dan Marhenisme adalah nilai-nilai yang saling berkorelasi, karena sama-sama untuk membangun bangsa Indonesia dengan mengedepankan kemanusiaan.




Referensi:
KBBI luring V 2019.

Komentar