MAHASISWA ADALAH PAHLAWAN MASA KINI YANG MEMPERSIAPKAN SDM YANG UNGGUL DAN BERDAYA SAING



Penulis  : Afrelan Sius Silalahi
Surel      : afrelan18@gmail.com

A.     PAHLAWAN DULU DAN SEKARANG
Pahlawan adalah orang mengabdikan diri untuk membela, memperjuangkan, dan mempertahankan keutuhan tanah, air, udara, budaya, serta bangsa Indonesia sampai  tetes darah penghabisan. Mengabdikan diri artinya berbakti tanpa mengharapkan balasan. Jadi, pemuda kini adalah pahlawan yang mau mengabdi kepada sesamanya khususnya bagi daerahnya yang tertinggal.

Pahlawan dulu telah mengusir penjajah yang memperbudak bangsa Indonesia.  Waktu 3 setengah abad dijalani bangsa Indonesia dengan tertatih-tatih, badan kurus karena dipaksa bekerja tanpa makan, hasil pertanian, bumi dan kekayaan alamnya direnggut tanpa memikirkan nasib bangsa yang dijajahnya yaitu kita Nusantara.


Pahlawan adalah mereka yang dituduh memberontak kaum kolonial sehingga dapat pulang tanpa jasad. Banyak juga pahlawan yang tidak kita kenal siapa namanya, karena gugur di medan perang dan perbudakan. Aksi perlawanan banyak dilakukan hanya dengan bambu runcing.  Akhirnya, lautan darah membasahi tanah dan bumi nusantara. Tidak dapat dihitung berapa nyawa pahlawan yang telah gugur. Semua demi satu kata “MERDEKA”.


B.  TUJUAN PAHLAWAN ADALAH UNTUK MERDEKA 100%
Merdeka menurut KBBI adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri; tidak terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu; leluasa. Sedangkan menurut penulis, kemerdekaan suatu bangsa artinya tidak ada penindasan bangsa terhadap suatu bangsa; setiap bangsa bebas melaksanakan atau memilih sistem pemerintahan dan mengelola negaranya secara keseluruhan. Sehingga suatu bangsa telah merdeka harus diakui kedaulatannya dan eksistensinya sebagai suatu negara dan bangsa yang hidup di atas permukaan bumi.

Indonesia saat ini telah menginjak usia 74 tahun (1945-2019). Pada usia yang cukup dewasa ini, Indonesia hanya merdeka secara kedaulatan bangsa. Bangsa kita dikenal seluruh penjuru dunia. Tetapi sebenarnya bangsa kita  masih belum merdeka sejati dalam mengelola tanah dan manusianya. Kita belum dapat mandiri mengelola  Sumber Daya Alam (SDA) sendiri. Kita belum dapat memproduksi hasil bumi kita secara keseluruhan sampai menjadi produk jadi. Contoh: minyak bumi, tambang mas, tambang batu bara, gas bumi, listrik.

Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia saat ini masih belum mampu menjadi pengelola buminya. Perusahaan penguasa perut bumi, masih lebih banyak dikuasai orang asing, karena keterbatasan SDM kita. Daya saing kita masih  rendah, karena juga masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menikmati dunia pendidikan yang berkualitas, karena mahal.

Kita tidak dapat menyalahkan sepenuhnya pemerintah, karena pemerintah juga punya banyak keterbatasan. Keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga pendidik berkualitas, dan karena luasnya wilayah Indonesia ini. Pendidikan di kota besar ke kota madya, kota ke desa, pulau Jawa ke papua-kalimantan dan Sulawesi, masih sangat terjadi kesenjangan kualitas pendidikan. Kita dapat melihat bagaimana pembagunan infrastruktur berpusat di Jawa, dan bagaimana semua perguruan tinggi terbaik di Indonesia secara rata-rata berada di pulau Jawa.

Indonesia akan memiliki bonus demografi (lebih banyak kaum muda dibandingkan kaum orang  tua dan anak-anak). Bagaimana memanfaatkan SDM yang banyak ini? Karena jika kita tidak memberdayakan para pemuda ini, akan menyebabkan konflik sosial, karena banyak yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak tahu apa yang akan diperbuat untuk memajukan bangsa ini.
Kembali melihat sejarah, bahwasanya bangsa Indonesia banyak disusun/dirancang oleh kaum muda. Bung Karno di  usia 20 tahunan, telah berkontribusi banyak bagi Indonesia, baik lewat tulisan maupun perjuangan pergerakan rakyat. Bung yamin, bung Tabrani dsb. Catatan besar bangsa ini pula seluruh pemuda perwakilan dari seluruh bangsa Indonesia berhasil membuat kongres yang menghasilkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928.

Bung Karno pernah berkata “Berikan aku 1000 orang tua niscaya akan ku cabut semeru dari akarnya, tetapi berikan aku 10 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia”. Jika 10 pemuda mampu menguncang dunia, saat ini Indonesia memiliki ratusan juta pemuda, maka idealnya Indonesia sudah menjadi negara yang sangat maju dan ditakuti oleh bangsa dan negara-negara lain. Tetapi realitanya Indonesia masih terbelakang dari negara tetangganya sekalipun.

Salah satu cara untuk berkontribusi bagi negara ini adalah dengan pengabdian kepada masyarakat. Dengan ilmu yang dimiliki pemuda khususnya para mahasiswa yang sudah dianggap mumpuni dalam teori, harus dapat mengimplementasikan teorinya kepada masyarakat dan harus dilakukan secara berkelanjutan sampai masyarakat itu benar-benar mandiri.

Pengalaman bersama komunitas yang penulis ikuti  sudah beberapa kali melakukan pegabdian kepada masyarakat. Pengabdian penulis mulai dari bina desa di Desa Aruk,  Kabupatan Kapuas, Kalteng. Kami membina masyarakat di sana agar dapat menjaga lingkugan hidup, membuang sampah jangan ke sungai, mengajar anak-anak dengan cara baru, memberikan konsultasi kesehatan, menanam pohon, sosialisasi bahaya pernikahan dini.

Penulis juga seorang  ketua komunitas pengembagan literasi yang bernama Barendeng Manulis. Komunitas ini terdiri dari anak-anak muda berusia 15-30 tahun (siswa SMA/K, mahasiswa, dan beberapa sudah bekerja). Kami telah membina satu lokasi di pinggiran kota Palangka Raya, tepatnya di RT 05 Pahandut Seberang. Kami mampu membuat sejarah, dengan membuat lomba 17 Agustus dalam rangka 74 tahun Indonesia Merdeka dan itu yang pertama kali dilaksanakan. Betapa warga dan anak-anak senang dan bangga ada pemuda yang peduli terhadap kelurahan tersebut.


Gambar 1. RT 05 Pahandut Seberang. Sumber : Dokumentasi penulis (Pertama kali dirayakan HUT RI dilokasi ini dan itu dilakukan bersama komunitas penulis bersama remaja pengurus langgar dan beberapa dari mahasiswa).2019

Semangat untuk mengabdi terus kami tingkatkan sebagai bukti melanjutkan perjuangan para pahlawan yang sudah menyiapkan negara Indonesia untuk kita. Pengabdian utama kami adalah pengabdian literasi baca-tulis, sebagai literasi dasar untuk mencapai literasi keuangan, literasi numerikal, literasi kependudukan, literasi kesehatan, dan berbagai literasi lainnya. Kami akan dan menyiapkan kader-kader bangsa yang siap untuk membawa perubahan yang lebih baik, dan menyiapkan generasi  emas Indonesia 2045.

Komunitas penulis juga sudah menyusun proposal dan meminta izin dengan membagun lagi 2 lokasi pembinaan di pinggiran kota Palangka Raya. Lokasinya di Danau Tundai dan Jalan Talio kelurahan Tanjung Pinang. Semua lokasi tersebut berada di pinggiran sungai yang kurang mendapat perhatian pemerintah kota.  Kami juga tidak bergerak sendiri, kami mengajak berbagai komunitas yang mau peduli literasi masyarakat kota Palangka Raya. Seperti Paguyuban KSE UPR, dan Komunitas Sohib Litersi Indonesia (SOLID). Dari hasil pengabdian, terlihat ada perubahan pola pemikiran dimana mereka mulai sadar arti pentingnya dunia pendidikan serta menjadi gemar membaca buku.

      C. Pemuda Harus Mengabdi kepada Masyarakat.
Pemuda adalah pilar-pilar kebangkitan bangsa, dan dari setiap kebangkitan, pemuda adalah pengibar panji-panjinya. Dan dari bagian itu semua adalah mahasiswa. Sesuai amanah Tri Dharma Perguruan Tinggi, Pengabdian kepada masyarakat adalah hal yang mutlak dilaksanakan. Namun harapannya pengabdian kepada  masyarakat ini, bukan hanya sebagai seremonial belaka dan syarat administrasi untuk mencapai gelar sarjana. Namun pengabdian harus lebih kita maknai sebagai tanda hormat/jasa kepada pahlawan yang telah gugur untuk memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan NKRI ini. Anggaplah masyarakat itu sebagai Ibu kandung mahasiswa, sehingga kita sangat  mencintai rakyat Indonesia.

Sumber gambar 2. Dokumentasi penulis. Kegiatan bina desa di Aruk, Kapuas, Kalimantan Tengah bersama Paguyuban KSE UPR.2019

Masyarakat butuh pendampingan secara berkelanjutan dan harus sampai mandiri. Sehingga amanah yang sudah  disiapkan untuk mahasiswa dapat  sukses terlaksana, dan semakin meningkatkan perekonomian dan pengetahuan masyarakat tentang cara bekerja yang baik dan benar.

Pengabdian kepada masyarakat dapat berupa bina desa, bina literasi baca-tulis,  bina pertanian,  bina kontrol kesehatan, bina usia senja, bina anak berkebutuhan khusus,  bina pemuda waria, bina pendidikan desa tertinggal, bina ekonomi Ibu Rumah Tangga (IRT), bina lingkugan, dan segala jenis pembinaan lainnya. Jika semua mahasiswa memiliki daerah pembinaan masing-masing dan sesuai jurusan atau kesukaan masing-masing pastinya pembinaan akan berjalan lancar. Jurang pemisah antara masyarakat intelektual dan masyarakat tertinggal  pun menjadi hilang sehingga tercipta kolaborasi serta harmoni antar generasi dan antar status sosial.


D.PEMUDA MEMLIKI NILAI DAYA SAING DAN SIAP BERKOMPETISI
Pemuda dikenal dengan semangatnya yang membara. Keluwesan berpikir dan selalu melihat peluang yang ada. Produktivitas pemuda juga sangat tinggi sehingga pemuda adalah anugrah Tuhan yang sedang diberikan Tuhan kepada Indonesia. Karena saat ini kaum muda Indonesia lebih banyak dari kaum lainnya. Dan ini perlu dimanajemen agar dapat menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kemajuan bangsa Indonesia. Pemuda perlu diberikan akses untuk menyalurkan minat, bakat dan pemikirannya seperti kompetisi yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Kompetisi ini memberikan ruang untuk membuka pikiran seluas-luasnya dan menuliskannya dalam blog pribadinya.
Kadin adalah organisasi resmi yang memiliki visi "Menjadikan KADIN sebagai pilihan pertama dan utama dalam mewakili suara dan kepentingan dunia usaha beserta seluruh stakeholders-nya, berkaitan dengan pembuatan dan implementasi kebijakan ekonomi di seluruh Indonesia".
Salah satu misi kadin juga adalah bersama pengusaha kreatif menciptakan sebanyak-banyaknya "inovasi dan teknologi siap pakai". Artinya Kadin juga hadir membersamai untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia ini.



E.    PENUTUP
Negara yang besar tidak akan lahir tanpa perjuangan para pemudanya. Sejarah telah mencatat dan membuktikan pernyataan tersebut. Maka sudah selayaknya jika Indonesia ingin maju pemudanya harus berjuang memerangi musuh bangsa ini. Musuh bangsa Indonesia sekarang bukanlah lagi penjajah melainkan kebodohan dan kemiskinan. Maka, memutuskan mata rantai kebodohan dan kemiskinan adalah tugas wajib setiap mahasiswa.


Berbakti kepada negeri dengan cara mengabdi kepada masyarakat adalah pahlawan sejati bangsa Indonesia masa kini. Sehingga untuk mencapai Indonesia yang sejahtera, berdaya saing tinggi, SDM yang mumpuni, adil dan makmur dibutuhkan mahasiswa yang rela berkorban. Dibutuhkan mahasiswa yang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi memikirkan apa yang dapat dia lakukan sebagai hadiah kepada pahlawan yang gugur untuk membela negara dan mempertahankan negara  ini.


Mahasiswa adalah distributor ilmu  pengetahuan dan teknologi serta sosial kemasyarakatan yang diamanahkan perguruan tinggi. Maka, ketika sudah menyandang gelar mahasiswa, beban memajukan negara Indonesia ini sudah berada di pundak kita semua Mahasiswa Indonesia dimana pun berada.


Referensi :
UUD 1945
KBBI Luring V 2019








Komentar