Tuesday, November 26, 2019

Catatan untuk calon pemimpin BEM: Perjuangan atau eksistensi??


Penulis :Afrelan Sius Silalahi
Surel : afrelan18@gmail.com

Di kampus ini (Universitas Palangka Raya) akan diadakan pesta demokrasi 2019. Pemetaan politik sedang dikerjakan oleh berbagi kelompok mahasiswa atau orang lain di belakang layar. Demokrasi yang baik harus mampu melahirkan kenyaman dan kesejahteraan bersama bukan membawa perpecahan atau hanya memikirkan eksistensi kelompok tertentu. Maka, hindarilah permainan isu politik identitas, isu SARA dan ukurlah kemampuan calon pemimpin anda. Lihat apa yang sudah dikerjakan dan apa harapan yang dibawanya untuk kampus ini.

Kemenangan sejati adalah kemenangan mahasiswa bukan kemenangan kelompok tertentu. Maka fokus perjuangan pemenang adalah mangakomodasi semua aspirasi mahasiswa. Maka diperlukan ada pemimpin pergerakan mahasiswa sejati. Bukan pemimpin boneka yang merupakan perpanjangan tangan dan demi kepentingan orang-orang tertentu di belakang layar.

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menjadi lembaga yang dikejar oleh para pejuang pergerakan mahasiswa. Karena melalui BEM kita dapat menggerakan para mahasiswa untuk melakukan perubahan baik di internal maupun eksternal kampus khususnya masyarakat.

Coba kawan-kawan renungkan.!!!
Jika orang–orang dalam BEM itu kurang pergerakan, tidak mampu mengakomodasi aspirasi mahasiswa, lambat merespon berbagai permasalahan mahasiswa maupun masyarakat luas.
MAKA,
Kita hanya menjemput matinya pergerakan mahasiswa & Jangan harapkan ada perubahan, karena takkan ada perubahan tanpa pergerakan.

Seorang pemimpin adalah orang yang diharapkan bisa mengatasi berbagai masalah. (Napoleon Bonaparte)
Jangan Cuma berdasi dan bergengsi tetapi juga berfungsi. (Elisabet Philip).
Jadi, jangan hanya menjadi pemimpin titipan, tetapi jadilah pemimipin yang merdeka dan berfungsi seutuhnya.

Salam Perjuagan.!!!
Hidup Mahasiswa.!!!
Hidup Rakyat yang berjuang !!!
MERDEKA.!!!

Wednesday, September 18, 2019

Bentuk Implementasi Nyata Pancasila: Sudut Pandang Seorang Marhaenis


A.    DASAR PEMIKIRAN
Ekasila adalah tindakan gotong royong dalam mengerjakan segala bidang. Indonesia sendiri adalah negara gotong royong. Dan gotong royong lebih dinamis dari kekeluargaaan. Indonesia berjuang bersama untuk melawan kolonialisme dengan berbagai cara. Jadi, ketika semua dikerjakan secara gotong royong maka Pancasila pun telah kita terejawantahkan (terlaksanakan/termanifestasikan).
     Kampus menurut KBBI adalah daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi (universitas, akademi)  tempat semua kegiatan belajar-mengajar dan administrasi berlangsung. Kampus merupakan daerah intelektual yang semuanya bersiafat ilmiah. Semua hal harus dilengakapi data, logika , dan dapat dibuktikan kebenarannya. Oleh sebab itu kampus merupakan tempat yang benar untuk memdistribusikan  nilai-nilai Pancasila dan Marhaenisme. Karena kaum intelektual juga akan mendistribusikan nilai-nilai tersebut kepada masyarakat luas.
     Pancasila pada saat disampaiakan bung Karno, apabila diperas akan menghasilkan Ekasila (disampikan beliau saat sidang  BPUPKI 1 Juni 1945). Isi Ekasila itui adalah gotong royong. Beliau percaya jika kita semua gotong royong menyesaikan masalah bangsa ini, maka cita-cita bangsa Indonesia pasti akan tercapai. Dan penulis penulis yakin Ekasila itu masih relevan di era revolusi uindustri 4.0 ini.



A.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah esai ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana cara membangun  kader marhaenis di lingkugan Universitas Palangka Raya?
2.      Apa perbedaan nilai-nilai Pancasila dan Marhenisme?



A. 2 Tujuan Penulisan
     Adapun tujuan penulisan esai ini adalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan cara membangun  kader marhaenis di lingkugan Universitas Palangka Raya.
2.      Menjelaskan perbedaan nilai-nilai Pancasila dan Marhenisme.



A.3 Sasaran Pembaca
Adapun sasaran pembaca  esai ini adalah sebagai berikut:
1.      Mahasiswa Universitas Palangka Raya khusunya  dan akademisi pada umumnya.
2.      Masyarakat luas.


B.       ISI
B.1 Pengertian Kader Marhaenis
            Kader adalah orang yang diharapkan akan memengang peranan penting dalam pemerintahan, partai, dan sebagainya. Marhaenis adalah orang yang termasuk dalam gologan marhaen dan atau pemimpin kaum marhaen yang berjuang untuk rakyat (kaum kecil). Sedangkan yang dimaksud kaum marhaen adalah kelompok petani, buruh, nelayan, dan siapapun orangnya yang tertindas karena suatu sistem, sehingga mereka tidak dapat sejahtera dan merdeka sejati.
            Kader marhaenis adalah orang-orang yang siap mengerakkan rakyak yang tertindas karena sistem. Kader marhaenis bergerak berdasarkan nilai-nilai Marhenisme dan Pancasila. Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pisau perlawanan terhadap sistem yang dibuat untuk menindas sesama manusia atau suatu bangsa terhadap suatu bangsa. Sistem tersebut seperti kolonialisme, neokolonialisme, imperialisme, neoimperialisme, kapitalisme, feodalisme, dan lain sebagainya.
B.2 Nilai-nilai Pancasila dan Marhaenisme
            Nilai-nilai sejati pancasila pada hakikatnya terlatak pada pelaksanaannya. Bukan hanya sekedar postulat atau ketetatap mutlak, teori-teori dan tulisan. Nilai sejatinya adalah bagaimana seluruh tatanan masyarakat dapat hidup berdampingan, aman, damai dalam keberagaman, harmonis, dan bahu-membahu mengejarkan masalah sosial. Seperti inisari dari pancasila yaitu gotong royong. Maka, ketika semua dikerjakan secara gotong royong apapun masalahnya pasti terselesaikan.
            Nilai-nilai marhenisme sejati teletak juga pada implementasinya. Bagaimana setiap kader marhaenis mampu menggerakkan kaum marhaen. Sedangka nilai-nilai dasar marhaenisme adalah sosio-nasinalisme, sosio-demokrasi, dan ketuhanan yang maha esa. Kita dapat melihat semua dasar perjuagan perjugan marhaenis adalah kemunisaan. Jadi, setiap marhaenis harus dapat memanusiakan sesama manusia demi terciptanya sosialisme Indonesia.
B.3 Cara membangun kader Marhaenis
            Cara membangun kader marhaenisdimulai dari diri sendiri sepert menunjukkan sikap seorang marhaenis. Sikap yang mengutamakan masalah bangsa, masalah bersama, bukan mengutamakan masalah pribadi. Contoh: di kampus ada yang menjual dosen yang menjual diktat dengan iming-iming nilai bagus. Terus kita harus siap melawan sistem yang salah tersebut, karena telah menindas mahasiswa. Jika semua siap melawan dan berkata tidak untuk membeli diktat pastinya sistem penindasan tersebut akan musnah. Artinya. Cara membangun kader marhaenis harus menunjukkan sikap berani, idealis, peduli, dan tegas untuk mengatakan benar ya benar dan yang salah ya salah.

C.     PENUTUP
C.1 Membagun kader marhenis di Universitas Palangka Raya, dimualai dari anggota/kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)  yang menunjukkan perbuatan idealnya seorang marhaenis.
C.2 Nilai-nilai Pancasila dan Marhenisme adalah nilai-nilai yang saling berkorelasi, karena sama-sama untuk membangun bangsa Indonesia dengan mengedepankan kemanusiaan.




Referensi:
KBBI luring V 2019.

Monday, September 2, 2019

Bagaimana Kuliah tanpa Uang?


Saya berasal dari SUMUT, tepatnya kab. Simalungun.
Saya Afrelan anak ke 4 dari 5 bersaudara. Saya punya komitmen untuk  melajutkan kuliah setelah SMA, walaupun keadaan finansial tidak mendukung.
saya meyakinkan nenek, dan kelurga saya. bahwa saya akan kuliah dengan mandiri. Saya sampaikan pasti banyak pekerjaan sampingan yang dapat dikerjakan mahasiwa sambil kuliah agar bisa memenuhi kebutuhan makan dan tempat tinggal. Saya yakinkan pula nanti saya pasti bisa dapat beasiswa.

Akhirnya…
Kami sepakat meminjam uang untuk membeli tiket pesawat & saya pun melangkah ke tangga yang diberi  status mahasiswa di Universitas Palangka Raya di Kalimantan Tengah.

Semester I
-Masa OSPEK atau di kampus kami disebut OMBA (orientasi Mahasiswa Baru).  Masa OMBA ada ±1 bulan, kadang ± jam 3 subuh ke kampus, dan jam 17.00 WIB pulang ke kos.
Sementara saya tidak punya uang untuk makan, tempat tinggal, dan membeli perlengkaan OMBA. Jadi, seminggu berada di Kalimantan, saya langsung mencari kerjaan sampingan. Puji Tuhan, kebetulan ada kerjaan malam hari dan upahnya harian. dimulai pukul 19.30 s.d 01.30 dini hari.

Kerjaannya menjaga kolam pancing ikan Lele, yang berjarak 5 Km dari kampus saya. Gaji saya biasanya 50 ribu-150 ribu/malam. seminggu bekerja 4 kali. Saya belum punya motor, jadi sering diantar, dan kadang lupa dijemput kawan satu kamar.
saya ± 5 kali jalan kaki dari tempat kerja pukul 02.00 dini hari menuju kampus, karena mungkin satu kamarku ketiduran. Jadi, karena kelelahan saya juga pernah tidur di depan gereja kampus.  Di sinilah saya berpikir , mencari uang dengan tenaga itu sangat melelahkan :
tapi hati saya terus berkata SEMUA INI ADALAH KOMITMEN HIDUPMU….!!!!!

Kembali ke masa OMBA, saya sering tidak tidur malam, sampai pada suatu hari, badan ku terlalu lelah, aku tidak ke kampus. saya tidur jam 06.00 pagi dan bangun jam 14.00 sore.

Masa kuliah (PASCA-OMBA)
Di kampus saya, saya sangat aktif bertanya dan mengkritisi cara mengajar dosen, dan sering jengkel pada oknum dosen  yang membuat mahasiswa itu seakan sapi perah.
Pengalaman saya (semester  1 ada ± 2 dosen seperti ini): Ada dosen nawarin buku fotocopyan harga 90 ribu dan mengatakan nilai aman. tetapi saya fotocopy sendiri hanya 12 ribu.
saya hitung2 MABA di kampus yang dia ajarin ada ± 250 orang. anggap 200 orang membeli dengan dia. artinya dia untung 90 ribu-12 ribu = 78 ribu x 200 mahasiswa =Rp 15.600.000,- setiap tahun hanya modal nawarkan goresan tinta (nilai) bisa membeli sepeda motor tiap tahunnya.
catatan: saya sangat benci dosen yg menjadikan mahasiswa sbg sapi perah, karena saya mengalami betapa tulang dan daging sakit mencari uang dengan tenaga. Dan saya tahu masih banyak orang tua mahasiswa di kampung yg mencari uang dengan tenaga, seperti buruh tani, pekebun, penambang illegal, nelayan, dsb.
Kemudian, satu semester pun berlalu dengan IP 3, 19.

Semester II
Saya masih bekerja, dan sudah berpikir untuk mencari pekerjaan lain, karena terlalu sakit rasanya kebanyakan begadang karena kerja. Puji Tuhan, saya dapat ide dengan membuka les privat dan mendapat gaji cukup2 makan.
± 3 bulan les privat, karena murid saya hanya 3 orang , saya mencari pekerjaan baru yaitu bersama teman menjadi pencuci motor dan pengisi ulang air minum. Dan disini saya sudah mulai pekerjaan saya yang menjaga kolam pancing, ke sesama mahasiswa yg butuh uang tambahan kuliah.
Relasi saya ketika mengajar privat, menawarkan saya bekerja menjual ayam di pasar besar. Saya pun mengiyakan pekerjaan itu. ± 4 bulan saya bekerja disitu dengan gaji 50-100 ribu/ hari.
semua pekerjaan saya coba yg penting tidak terlalu menggangu kuliah dan tidak melanggar hukum.
Semester II akhirnya selesai dengan IP 3,02



Semester III
Ada kebahagiaan yang dalam diri ini ketika masih dapat duduk di bangku kuliah di semester ini. Dimana aplikasi beasiswa saya diterima oleh Yayasan KSE. bantuan finansial saya dapatkan ditiap awal bulan 600 ribu + banyak/kegiatan yg menambah wawasan dan pengalaman saya.

Saya mulai tidak bekerja dan fokus pada kuliah serta kegiatan sosial KSE dan berbagai komunitas/organisasi yang saya ikuti. Saya tinggal di sekretariat penerima Beasiswa KSE di kampus saya, dan saya berusaha meminilisir pengeluaran. dan kadang sekali 2 bulan minta kiriman dari 200-500 ribu.
Alhasil semester ini selesai dengan IP 3,50 (Walaupun saya pikir, IP bukanlah tolak ukur kuliah saya bagus/tidak)

Semester 4-selanjutnya nanti saya tulis pada kesempatan yg lainnya…

Thursday, August 8, 2019

KACA MATA KU TENTANG PGN LEADERSHIP & INNOVATION CAMP II TAHUN 2019


Cirebon 8 Agustus 2019.
Ini kacamata Afrelan Sius mengikuti camp pertama bersama KSE se-Nusantara.
Diawali dengan mengirim proposal inovasi, dan Puji Tuhan dinyatakan dapat mengikuti camp. Camp ini mengintegrasikan camp kepemimpinan dan Innovation yang dimotori KSE, didonori oleh PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dan Give2Asia.
            Saya dan Anna terpilih dari Paguyuban KSE UPR berangkat dari Universitas Palangka Raya.  Take off pukul 14.00 WIB dan landing di bandara Soekarno-Hatta (Soeta) pukul 15.30 pada tanggal 4 Agustus 2019.
            Di Bandara Soeta kami langsung disambut salam hangat Paguyuan KSE UIN JKT. Kami berkumpul sampai pukul 18.00 WIB di Bandara menunggu landingnya pesawat teman-teman dari seluruh paguyuban di regional Sumatra. Setelah semua landing kamipun banyak dibantu Paguyuban KSE UIN JKT sampai ke Stasiun Kereta Api Pasar senen Jakarta, mereka bantu antar jemput bandara-stasiun, menyediakan konsumsi, dll.  
± 1 jam kami sampai  stasiun kereta  api menggunakan Grab Car.
            Kembali lagi menunggu di stasiun ±3,5 jam karena kami harus menunggu perwakilan paguyuban KSE  Jabodetaser, dan sekitarnya.  Pukul 23.30 WIB kami pun berangkat dengan gerbong kereta yang sama menuju Hotel Bentani, Cirebon, Jawa Barat. Selama diperjalanan sangat terasa guyub sesame penerima beasiswa KSE Nusantara. Kekeluargaan inilah yang membuat saya tidak merasa lelah walaupun diperjalan seharian penuh.
            Pukul 03.00 dini hari kami sampai di stasiun Cirebon, dan menunggu jemputan untuk ke Hotel. alhasil pukul 03.30 kami dijemput dan jam 04.00  langsung disodorkan makanan berat walupun masih dini hari.
Selesai makan, langsung bagi kursi  kamar. cuci muka dulu,  duduk sebentar dan lanjut ke lapangan olahraga hotel. Jadi, Saya tidak punya waktu tidur karena jam 5.00 harus sudah baris lagi untuk olahraga.  


Detik demi detik berjalan. Kami digembleng dalam area pertarungan untuk menjadi pemuda yang memiliki jiwa kepemimpimpinan serta selalu berinovasi melihat keadaan di sekitar kita. Para officer (pelatih) selalu membimbing kami agar selalu tepat waktu dan siap menjadi sesuatu dimana pun dan kapan pun. Contoh : makan berat harus selesai 5  menit, harus siap memimpin laporan, tidak boleh terlambat sedetikpun, harus semangat dalam semua  kegiatan, mandi, salat, dengan ganti pakaian hanya 15 menit harus selesai. Jika berbagai aturan diatas dilanggar  kami akan dapat  hukuman tertentu, malamnya tidak bisa tidur di kasur hotel.
Semua aturan camp demi kebaikan bersama, dapat menciptakaan  orang-orang yang disiplin, tidak  loyo, dan tidak malas-malasan. selama camp kami diapresiasi jika disiplin dengan dibari label Bintang dan jika tidak disiplin/melanggar aturan akan diberi label Tengkorak. Dan kami memliki cermin untuk selalu menyemangati , saling membangun. Cermin saya bernama Tuti Manalu dari Universitas Riau, dia selalu dapat bintang tetapi saya  selalu dapat tengkorak. Jadi Tuti juga dapat hukuman seperti saya, tidak bisa tidur di kasur/kamar Hotel.
Dari proses camp inilah kami diajarkan arti hidup itu  pasti membutuhkan orang lain, manusia sukses itu harus memilki jiwa kepemimpinan, bisa berkomunikasi dengan baik dan benar, selalu berinovasi, menghargai makanan, membangun jiwa cinta tanah air, dan udara Indonesia, menjadi mahasiswa yang tidak hanya berorientasi pada nilai, harus bisa bersosialisasi,  bisa mendesain masa depan, harus berkarakter yang baik, dapat melihat siapa diri kita sebenarnya, dll.
Terakhir, saya bagikan pesan HRD perusahaan telekomunikasi XL yang juga pernah jadi donatur beasiswa KSE, mereka tidak akan menerima orang yang IP tinggi tetapi tidak memiliki organisasi. karena seorang yang bergabung terhadap organisasi lebih mampu diajak bekerja sama.


Saturday, July 27, 2019

MEMAHAMI MAKNA HARI KARTINI MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
21 April adalah peringatan hari Kartini. Peringatan tersebut mengajak kita melihat sejarah, bagaimana seorang Kartini memperjuangkan hak-hak perempuan khususnya dibidang pendidikan. Kartini berpandangan bahwa Pendidikan adalah jalan yang tepat untuk mengubah nasib perempuan yang harus dianggap lemah karena tidak mengetahui ilmu pengetahuan.
Pada abad yang lalu diskriminasi wanita adalah hal biasa, yang kadang-kadang lebih hebat dari diskriminasi rasial. Ada kalangan yang mengasingkan apakah perempuan itu benar-benar manusia; ada yang menganggapnya makhluk yang lebih rendah atau mata rantai antara antropoid dan manusia. Max Fungke menganggap perempuan setengah manusia (Montagu, 1945, 1956), dan pihak lain ada yang menganggap perempuan hanya bertugas untuk bersalin dan bersalin pakaian, atau menjahit dan memakai baju.
Di Indonesia pandangan terhadap perempuan adalah sosok yang lebih lemah dari laki-laki sudah terjadi sejak zaman penjajahan dahulu. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan yang dibuat oleh penjajah seperti perempuan dilarang bersekolah. Kemudian para suami pribumi tidak memperbolehkan istri mereka keluar, karena perempuan dianggap milik mereka seutuhnya dan bebas diatur bagaimana saja.
Pemikiran yang menganggap perempuan adalah sosok yang lemah masih banyak dijumpai sampai abad 21 ini. Dapat dilihat dari cara berpandangan masyarakat yang menyatakan lebih baik jika hidup perempuan dirumah harus menjadi pengurus rumah, dapur, dan kasur. Jika menjadi wanita karier harus juga menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT). Pandangan-pandangan seperti ini yang perlu diperjuangakan bersama untuk mencapai kesetaraan gender. Karena pada dasarnya laki-laki dan perempuan diciptakan sepadan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Kartini adalah pejuang kaumnya (perempuan) di Indonesia. Berjuang untuk menghapus sistem lama yang buruk dan menghapus anggapan perempuan adalah manusia yang lemah. Perjuangan Kartinimenegaskan bahwa pendidikan itu hak semua gender. Jika perempuan telah terdidik, maka antara laki-laki dan perempuan tercapai yang namanya kesetaraan. Berbagai uraian tersebutlah yang membuat penulis tertarik untuk memilih judul “Memahami Makna Hari Kartini melalui Pendidikan Karakter” ini.





1.2  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini antara lain:
A.    Mengetahui makna sejati dari hari Kartini.
B.     Mengetahui kondisi dan peranan perempuan pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan.
C.     Mengetahui makna pemimpin perempuan dan pahlawan perempuan.
D.    Mengetahui makna emansipasi perempuan dan kesetaraan gender di Indonesia saat ini.
E.     Mengetahui cara mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak demi terciptanya Sustainable Development Goals (SDG)

1.3  Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
A.    Bagi Penulis/Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah dapat memaknai arti sejati dari Hari Kartini dan Kesetaraan Gender. Melalui tulisan ini, penulis diajak menjadi seorang yang pemikir yang tidak menganggap perempuan lemah. Tetapi antara perempuan dan laki-laki adalah sepandan serta hanya berbeda secara biologis.
B.     Bagi Masyarakat Umum
Manfaat penelitian bagi masyarakat umum adalah untuk memeperbaharui pandangan lama yang menyatakan perempuan lebih rendah dari laki-laki, perempuan setengah manusia dan berbagai pandangan buruk lainnya. Dengan semakin bertambahnya pandangan baru yang lebih baik diharapakan kesetaraan gender dapat terwujud. Sehingga perjuangan pahlawan Kartini dahulu tidak sia-sia begitu saja.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Referensi Penelitian terdiri dari:
1.      Indriati, Etti. 2000. Antrapologi Biologis. Yogyakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Tujuan penulis mengutip peryataan ahli tersebut adalah karena ingin menunjukkan bahwa perempuan ternyata lebih kuat dibandingkan dengan lai-laki secara biologis. Maka laki-laki dan perempuan itu adalah setara dalam segala segala bidang. Apa yang dikerjakan laki-laki dapat juga dikerjakan oleh perempuan.
2.      Sudibyo, Lies dan Titik Sudiatmi. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta. CV Andi Offset.
Tujuan penulis mengutip peryataan para ahli tersebut karena ingin menunjukkan pendidikan yang baik itu adalah pendidikan berkarakter dan berbudaya. Pendidikan adalah media yang tepat untuk menyadarkan semua orang tentang kesetaraan gender.
3.      Samapaty, Natasya Yosepha.2015. Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Ekspedisi Barang Antar Pulau Pada PT. Bumi Indah Lines di Surabaya. Agora (Jurnal ilmiah daring)
Penulis mengutip peryataan ahli tentang pengertian metodologi penelitian, agar dapat dijelaskan sesui kebutuhan topik penelitian ini.




BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam jurnal ilmiah (Natasya Yosepha Samapaty:2015 mengutip pendapat Masyuri dan Zainuddin, 2011, P.40-41) tentang metodologi penelitian.Metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi tertentu, yang bertujuan menemukan fenomena-fenomena yang ditelititi kemudian menjelaskan dengan membuat deskripsi
Teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dengan mengutip dan mengembangkan teori-teori yang relevan dengan topik pendidikan karakter dan hubungannya dengan cita-cita Kartini untuk mencapai kesetaraan gender.
           


BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Makna Sejati Hari Kartini
Hari Kartini adalah hari kemerdekaan perempuan dari diskriminasi. Perempuan yang sebelumnya dianggap lemah bahkan dianggap tidak sepenuhnya manusia dapat dibantah. Perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Maka apa pun yang dapat dilakukan laki-laki dapat dilakukan oleh perempuan, kecuali secara kodratnya. Sehingga melalui momentum ini, perempuan jangan takut untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya, agar dapat meningkatkan peluang  karier yang baik.
Diskriminasi posititif terhadap wanita mungkin karema adat kita sendiri ataupun tradisi Eropa, misalnya galanteri Victoria. Laki-laki ringan menolong wanita, misalnya mengangkat barang, memnukakan pintu, memberi tempat duduk dikendaraan umum, memberi jalan dan sebagainya. Di Barata hal ini sudah banyak yang ditinggalkan. Ikut sertanya wanita dalam pekerjaan bangunan, pembersihan jalan dan sebagainya tidak dianggap sebagai hal yang terpuji. (Indriati, Etty;2000)
Sekarang dunia sudah memberikan kebebasan terhadap perempuan. Perempuan bebas memilih apapun yang merekasuka. Hal ini adalah dengan cita-cita Kartini, bagaimana laki-laki dan perempuan itu dapat sepadan. Jadi, mari memaknai hari Kartini dengan tidak mendiskriminasi gender apapun disemua bidang.
4.2 kondisi dan peranan perempuan pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan.
4.2.1 Masa Pra Kemerdekaan
Perempuan pada masa pra kemerdekaan menjadi manusia yang dianggap lemah. Karena kerjanya hanya di dapur, kamar dan kasur, serta milik laki-laki seutuhnya. Perempuan tidak diberikan kebebasan untuk bersekolah, sehingga pengetahuan mereka pun tidak berkembang.
Kartini adalah perempuan yang berasal dari keluarga yang dihormati di daerahnya. Keluarganya juga tergolong orang kaya, walaupun masih masa penjajahan Belanda. Sehingga Kartini memiliki hak istimewa dan dia dapat bersekolah dengan anak-anak Belanda dan anak-anak pejabat lainnya.
Melihat Keadaan kaumnya di negerinya sendirinya, Kartini menjadi kasihan dan ingin memperjuangkan hak-hak perempuan pribumi lainnya. Pendidikan itu hak semua gender.  Dan melalui pendidikan pula nasib perempuan dahulu dapat berubah dan menjadi sama pengetahuannyaa dengan laki-laki.
Kartini pun membuka sekolah khusus bagi perempuan pribumi. Sekolah selain untuk menambah ilmu pengetahuan, sekolah juga merupakan tempat untuk mengubah karakter dan pemikiran untuk jadi lebih beradab. Perjuangan Kartini tersebutlah yang membuatnya terkenal, yang disebut dengan emansipasi wanita. Jadi, banyak perempuan yang ada di lingkungannya mengenal dunia pendidikan.
4.2.2 Masa Pasca Kemerdekaan
Perempuan setelah masa kemerdekaan masih mengalami diskriminasi, walapun tidak sekuat pada masa pra kemerdekaan Indonesia. Dapat dilihat dari Masa Orde baru dimana ada gerakan demo besar-besaran yang menggulingkan rezim Soeharto, dan banyak perempuan ikut didalamnya. Laki-laki dan perempuan sama-sama berjuang dan sama-sama dapat bersekolah.
Eksistensi perempuan mulai tampak kembali pada masa reformasi  ketika lahir pemimpin perempuan pertama Indonesia yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri. Beliau dapat berperan menjadi presiden RI, yang menjadi inspirasi utama perempuan-perempuan Indonesia, bahwa kesetaraan gender itu dapat terwujud. Beliau membuktikan bahwa perempuan dapat mengurus negeri yang sangat luas ini.
4.3 Makna Pemimpin Perempuan dan Pahlawan Perempuan
            Makna pemimpin perempuan artinya perempuan sudah dapat bertanggung jawab menjadi atasan atau  yang mengatur apa yang dia pimpin. Contoh perempuan menjadi bupati artinya dia bertanggung jawab menyatakan dirinya siap mengatur dan membawa perubahan baik terhadap kabupatennya. Dalam arti lebih luas, perempuan sudah tidak ada lagi sekat-sekat yang dapat membatasinya ingin menjadi seperti mereka.
            Pahlawan perempuan, artinya yang menjadi pembela bangsa dari penjajahan tidak hanya laki-laki. Ada perempuan yang berjaung didalamnya. Ada Kartini yang berani mendirikan sekolah terhadap perempuan tanpa takut ditangkap oleh Belanda. Ada juga perempuan berani angkat senjata dan bambu runcing untuk mengusir penjajah, dan banyak lahir pahlawan perempuan untuk membela kepentingan Negara Indonesia untuk merdeka.
            Dalam sejarah perjuangan Indonesia banyak perempuan andil besar dalam memerdekakan bangsa ini. Maka jangan pernah ada pemikiran lagi yang menganggap perempuan itu lemah, bahkan perempuan hanya seengah manusia.
4.4 Makna Emansipasi Perempuan dan Kesetaraan Gender di Indonesia.
            Emansipasi artinya pembebasan dari perbudakan. Perempuan yang dahulu hanya dianggap sebagi budak laki-laki, kini dapat menjadi sepadan. Perempuan membuktikan bahwa mereka juga memiliki pengetahuan dan mampu menjadi pemimpin. Maka, dengan adanya emansipasi perempuan ini, semua bidang pekerjaan dapat dicapai oleh semua gender.
            Kesetaraan gender artinya laki-laki dan perempuan itu sederajat. Diciptakan bukan untuk saling menguasai, tetapi untuk saling melengkapi. Jadi, tidak ada pekerjaan laki-laki yang tidak dapat dikerjakan perempuan. Dan tidak ada pekerjaan perempuan yang tidak dapat dikerjakan oleh laki-laki.
4.5 Cara Mewujudkan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak
            Adapun tujuan kesetaraan gender dan perempuan dan ini adalah terciptanya pembagunan SDM Indonesia yang berkelajutan. Cara-cara yang mewujudkan ini dimulai dari dalam diri sendiri. Memulai dengan berani mengambil tanggung kecil seperti menjadi ketua kelas, berani menyampaikan pendapat di depan banyak orang. Sehingga nantinya dapat melakukan tanggung jawab atau pekerjaan-pekerjaan besar.
Perempuan dan anak sejak kecil harus mendapatkan pendidikan karakter. Melalui pendidikan karakter ini perempuan  dan anak dapat memahami bahwa semua gender adalah sepadan. Dengan pemahaman ini, maka tidak akan ada keinginan untuk menguasi atau mengeksploitasi. Dengan pendidikan karakter juga akan dibentuk karakter penerus bangsa ini, bahwa gender bukanlah pembatas untuk mencapai sesuatu.


  
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan penelitian ini adalah :
A.    Hari Kartini merupakan hari kemerdekaan perempuan dari diskriminasi. Perempuan yang sebelumnya dianggap lemah bahkan dianggap tidak sepenuhnya manusia dapat dibantah. Sehingga, perempuan jangan takut untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya, agar dapat meningkatkan peluang  karier yang baik.
B.     Kondisi dan peranan perempuan dari setiap masa mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Mulai dari masa perbudakan berubah menjadi emansipasi perempuan dan sekarang terciptlah kesetaraan gender.
C.     Pemimipin dan pahlawan perempuan adalah bukti nyata utama, bahwa perempuan dapat berkarya dan bertanggung jawab. Maka dengan adanya pemimpin dan pahlawan perempuan, harus dijadikan inspirasi agar perempuan semakin percaya diri, dan berusaha mencapai cita-cita yang mereka inginkan.
D.     Emansipasi perempuan adalah langkah paling tepat untuk kesetaraan gender. Sehingga tidak boleh ada pembatas antara perempuan dan laki-laki untuk terus berkarya.
E.     Cara mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak harus dimulai sejak kecil. Pendidikan karakter adalah jalan tepat untuk mewujudkan tanggung jawab semua gender agar tercipta pembagunan SDM Indonesia yang berkelanjutan. Dan semua ini harus dimulai dari diri sendriri dengan berani mengambil tanggung jawab seperti menjadi ketua kelas, koordinator kegiatan, dan lain sebaagainya.



5.2 Saran
            Adapun saran penulis bagi pembaca adalah implementasikanlah apa yang sudah diuraikan diatas. Jika wacana tersebut tidak diimplemestasikan, maka tidak ada maknanya penelitian dibuat.  Dan akhirnya kritik dan sarannya dari pembaca pun saya terima demi perbaikan tulisan penulis berikutnya.
            Jika yang penulis uraiakan diatas adalah benar, itu semata-mata hanyalah anugerah dari Tuhan yang saya terima. Tetapi jika yang diuraikan penulis diatas ada yang yang salah, itu akibat keterbatasan saya sebagai manusia, maka penulis memohon maaf bagi pembaca. Karena kesempurnaan sejati hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Terima Kasih




Daftar Pustaka
Indriati, Etti. 2000. Antrapologi Biologis. Yogyakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional..
Sudibyo, Lies dan Titik Sudiatmi. 2013.  Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta. CV Andi Offset
Samapaty, Natasya Yosepha. 2015. Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Ekspedisi Barang Antar Pulau Pada PT. Bumi Indah Lines di Surabaya. Agora (Jurnal ilmiah daring)



Wednesday, March 6, 2019

Dear kekasih yang tak ku kenal….


Aku menemukanmu di kolong jembatan, kau tampak kedinginan dan kesepian serta kurang makan.
Aku ingin lebih dekat denganmu, maka kuberanikan kakiku melangkah mendekatimu. Dan ketika engkau berpaling kulihat kau bagai sesosok bidadari yang menatapku. lalu aku berkata “hai” dan kau menjawabnya halo!!..

(Sumber gambar: dokumentasi saat minum)


Ada apa gerangan, mengapa gadis sepertimu berada ditempat yang menyeramkan ini?? dia pun menjawab memang inilah tempatku, Dalam hati aku bertanya-tanya, apa maksud dibalik  perkataan gadis itu, apakah ia tak punya keluarga atau orang yang dikenalnya.

Aku membuka jaketku dan ku serahkan kepadanya agar ia merasakan hangatnya dunia ini, terimakasih serunya.
Aku duduk di sampingnya dan berbincang bincang cukup lama dengannya, karna pesona yang ia miliki aku tak peduli ia siapa dan datang dari mana, tadi malam tidur dimana, dengan siapa, ngapain aja…. yang kutahu dia begitu mempesona.

ku genggam erat tangannya, seraya berkata mari pulang bersamaku. Dia pun meggangguk tulus dan berbicara lembut , “iya aku akan ikut denganmu..”
Sambil berjalan pulang, kami berbincang-bincang banyak hal. Dan banyak orang disekitarnya merasa binggung dan menjauhiku. Tetapi aku tidak peduli, yang ku tahu aku berbicara dengan sesosok bidadari yang entah dari mana asalnya.

Tiba-tiba datang temanku yang bermuka tak tampan, tak buruk wajah, tetapi bisa dibilang pas-pasan. Dia berkata dan menepuk bahuku. BRO….KENAPA LU NGOMONG SENDIRI SEPERTI KESURUPAN???
jawabku, kepala lu peyang, Lu ngak lihat ini ada gadis cantik seperti bidadari!!!.
Ku arahkan jari telunjukku kesampingku, untuk memperkenalkan gadis itu. Pada saat itu juga dia menghilang tanpa pamit, tanpa kusadari dan tanpa uang jajan.
Ternyata oh ternyata,, dia bukan hantu dan bukan manusia, tetapi hanya teman imajinasiku yang terlalu tinggi. Mungkin itu karena aku terlalu kesepian dan sudah terlalu lama menjomblo…

Saturday, February 16, 2019

3 Pemuda Hebat ini Berasal dari Kalimantan Tengah


Barendeng Manulis : Sebuah Komunitas Literasi  Generasi Muda Kalimantan Tengah
Memiliki Tujuan mengembangan Minat membaca dan Menulis Pemuda di Kalimantan Tengah.
Penulis : Afrelan Sius S. (afrelan18@gmail.com).

Eva Aprilia, itu namanya seorang wanita pendiri atau yang menggagas berdirinya komunitas ini. Berasal dari daerah Kal-Teng dan juga merupakan seorang mantan  Duta Bahasa Provinsi Kal-Teng. Dia menamai komunitas itu barendeng manulis yang berasal dari bahasa Dayak Ngaju artinya sadar menulis.

Sabtu, 16 Februari 2019 di aula Betang Eka Tingang Nganderang (Jl. D.I Panjaitan Palangka Raya). Waktu dan tempat tersebut menjadi saksi bisu acara Talk Show and Launching komunitas ini.
Dalam acara tersebut hadir 3 Narasumber yang memiliki pengalaman luar biasa yang semuanya bermula dari literasi (kemampuan membaca dan menulis) yang tinggi. Berikut ini saya bagikan beberapa pengalaman mereka yaitu:

Narasumber pertama, Eva Aprilia seorang penulis buku “Testimoni Harmoni” dan juga sekaligus penggagas ide komunitas ini. Dia telah berhasil menerbitkan bukunya tersebut dengan cetakan pertama semua terjual habis dalam jangka waktu 3 hari “ungkapnya saat acara berlangsung”.

Narasumber kedua, Dedi Ariaban seorang mantan Duta Bahasa Provinsi Kal-Teng. Pemuda yang berasal dari desa yang di sebuah kabupaten Gunung Mas ini, berhasil menempuh dunia pendidikan 
S-2 di Inggris melalui beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dan sebelumnya juga pernah mengikuti  pertukaran pemuda di Amerika  Serikat selama sebulan.


Sumber gambar : Dokumentasi penulis (Dedi Ariaban saat presentasi)

Narasumber ketiga, Ahmad Safari seorang mahasiswa pendiri komunitas Betang Muda Peduli dan sekaligus delegasi Kal-Teng dalam Kapal Pemuda Nusantara 2018.

Untuk mencapai prestasi tersebut mereka sepakat pastinya membutuhkan sebuah proses yang berat dan panjang. Dalam proses tersebut mereka semua rajin membaca berbagai buku baik fiksi maupun ilmiah dan menulis. 
Kegagalan demi kegagalan juga sering menghampiri mereka, namun karena mereka mencintai proses itu maka mereka tidak putus asa. Pada akhirnya mereka dapat menjadi seperti sekarang ini dengan berbagai prestasi yang luar biasa.

Ada beberapa catatan penting yang penulis dapat dari acara tersebut,yaitu:
1. Dengan membaca kita menambah wawasan, dan membuka jendela dunia.
2. Dengan menulis kita membagikan pengetahuan kepada  orang lain.
3. Dengan menulis kita juga dikenal oranng lain, dan mengabadikan kenangan yang kita punya.
4. Untuk memulai kata-kata dalam menulis maupun merangkai kata demi kata membutuhkan banyak bahan bacaan , sehingga tidak punya alasan, jika kita tidak membaca.
5. Point tambahan, ini disampikan oleh narasumber yang lulus beasiswa LPDP (Dedi Ariaban), Dalam menulis sebuah motivation statement untuk melamar beasiswa, kuncinya agar lulus adalah promosikan diri anda dengan tepat. Tunjukkan bahwa anda adalah orang yang layak menerima beasiswa tersebut.

 Sampai disini dulu tulisan kegiatan saya.
Terima kasih