Tuesday, November 26, 2019
Catatan untuk calon pemimpin BEM: Perjuangan atau eksistensi??
Penulis :Afrelan Sius Silalahi
Surel : afrelan18@gmail.com
Di kampus ini (Universitas Palangka Raya) akan diadakan pesta demokrasi 2019. Pemetaan politik sedang dikerjakan oleh berbagi kelompok mahasiswa atau orang lain di belakang layar. Demokrasi yang baik harus mampu melahirkan kenyaman dan kesejahteraan bersama bukan membawa perpecahan atau hanya memikirkan eksistensi kelompok tertentu. Maka, hindarilah permainan isu politik identitas, isu SARA dan ukurlah kemampuan calon pemimpin anda. Lihat apa yang sudah dikerjakan dan apa harapan yang dibawanya untuk kampus ini.
Kemenangan sejati adalah kemenangan mahasiswa bukan kemenangan kelompok tertentu. Maka fokus perjuangan pemenang adalah mangakomodasi semua aspirasi mahasiswa. Maka diperlukan ada pemimpin pergerakan mahasiswa sejati. Bukan pemimpin boneka yang merupakan perpanjangan tangan dan demi kepentingan orang-orang tertentu di belakang layar.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menjadi lembaga yang dikejar oleh para pejuang pergerakan mahasiswa. Karena melalui BEM kita dapat menggerakan para mahasiswa untuk melakukan perubahan baik di internal maupun eksternal kampus khususnya masyarakat.
Coba kawan-kawan renungkan.!!!
Jika orang–orang dalam BEM itu kurang pergerakan, tidak mampu mengakomodasi aspirasi mahasiswa, lambat merespon berbagai permasalahan mahasiswa maupun masyarakat luas.
MAKA,
Kita hanya menjemput matinya pergerakan mahasiswa & Jangan harapkan ada perubahan, karena takkan ada perubahan tanpa pergerakan.
Seorang pemimpin adalah orang yang diharapkan bisa mengatasi berbagai masalah. (Napoleon Bonaparte)
Jangan Cuma berdasi dan bergengsi tetapi juga berfungsi. (Elisabet Philip).
Jadi, jangan hanya menjadi pemimpin titipan, tetapi jadilah pemimipin yang merdeka dan berfungsi seutuhnya.
Salam Perjuagan.!!!
Hidup Mahasiswa.!!!
Hidup Rakyat yang berjuang !!!
MERDEKA.!!!
Wednesday, September 18, 2019
Bentuk Implementasi Nyata Pancasila: Sudut Pandang Seorang Marhaenis
A. DASAR
PEMIKIRAN
Ekasila
adalah tindakan gotong royong dalam mengerjakan segala bidang. Indonesia
sendiri adalah negara gotong royong. Dan gotong royong lebih dinamis dari
kekeluargaaan. Indonesia berjuang bersama untuk melawan kolonialisme dengan
berbagai cara. Jadi, ketika semua dikerjakan secara gotong royong maka
Pancasila pun telah kita terejawantahkan (terlaksanakan/termanifestasikan).
Kampus menurut KBBI adalah daerah lingkungan bangunan utama
perguruan tinggi (universitas, akademi)
tempat semua kegiatan belajar-mengajar dan administrasi berlangsung.
Kampus merupakan daerah intelektual yang semuanya bersiafat ilmiah. Semua hal
harus dilengakapi data, logika , dan dapat dibuktikan kebenarannya. Oleh sebab
itu kampus merupakan tempat yang benar untuk memdistribusikan nilai-nilai Pancasila dan Marhaenisme. Karena
kaum intelektual juga akan mendistribusikan nilai-nilai tersebut kepada
masyarakat luas.
Pancasila pada saat disampaiakan bung Karno, apabila diperas
akan menghasilkan Ekasila (disampikan beliau saat sidang BPUPKI 1 Juni 1945). Isi Ekasila itui adalah
gotong royong. Beliau percaya jika kita semua gotong royong menyesaikan masalah
bangsa ini, maka cita-cita bangsa Indonesia pasti akan tercapai. Dan penulis
penulis yakin Ekasila itu masih relevan di era revolusi uindustri 4.0 ini.
A.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
esai ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
cara membangun kader marhaenis di lingkugan
Universitas Palangka Raya?
2. Apa
perbedaan nilai-nilai Pancasila dan Marhenisme?
A. 2 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan esai ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan
cara membangun kader marhaenis di
lingkugan Universitas Palangka Raya.
2. Menjelaskan
perbedaan nilai-nilai Pancasila dan Marhenisme.
A.3 Sasaran Pembaca
Adapun sasaran pembaca esai ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa
Universitas Palangka Raya khusunya dan
akademisi pada umumnya.
2. Masyarakat
luas.
B. ISI
B.1 Pengertian Kader Marhaenis
Kader adalah orang yang diharapkan
akan memengang peranan penting dalam pemerintahan, partai, dan sebagainya.
Marhaenis adalah orang yang termasuk dalam gologan marhaen dan atau pemimpin
kaum marhaen yang berjuang untuk rakyat (kaum kecil). Sedangkan yang dimaksud
kaum marhaen adalah kelompok petani, buruh, nelayan, dan siapapun orangnya yang
tertindas karena suatu sistem, sehingga mereka tidak dapat sejahtera dan
merdeka sejati.
Kader marhaenis adalah orang-orang
yang siap mengerakkan rakyak yang tertindas karena sistem. Kader marhaenis
bergerak berdasarkan nilai-nilai Marhenisme dan Pancasila. Nilai-nilai tersebut
digunakan sebagai pisau perlawanan terhadap sistem yang dibuat untuk menindas
sesama manusia atau suatu bangsa terhadap suatu bangsa. Sistem tersebut seperti
kolonialisme, neokolonialisme, imperialisme, neoimperialisme, kapitalisme,
feodalisme, dan lain sebagainya.
B.2 Nilai-nilai Pancasila dan
Marhaenisme
Nilai-nilai sejati pancasila pada
hakikatnya terlatak pada pelaksanaannya. Bukan hanya sekedar postulat atau
ketetatap mutlak, teori-teori dan tulisan. Nilai sejatinya adalah bagaimana
seluruh tatanan masyarakat dapat hidup berdampingan, aman, damai dalam
keberagaman, harmonis, dan bahu-membahu mengejarkan masalah sosial. Seperti
inisari dari pancasila yaitu gotong royong. Maka, ketika semua dikerjakan
secara gotong royong apapun masalahnya pasti terselesaikan.
Nilai-nilai marhenisme sejati
teletak juga pada implementasinya. Bagaimana setiap kader marhaenis mampu
menggerakkan kaum marhaen. Sedangka nilai-nilai dasar marhaenisme adalah
sosio-nasinalisme, sosio-demokrasi, dan ketuhanan yang maha esa. Kita dapat
melihat semua dasar perjuagan perjugan marhaenis adalah kemunisaan. Jadi,
setiap marhaenis harus dapat memanusiakan sesama manusia demi terciptanya
sosialisme Indonesia.
B.3 Cara membangun kader Marhaenis
Cara membangun kader marhaenisdimulai
dari diri sendiri sepert menunjukkan sikap seorang marhaenis. Sikap yang
mengutamakan masalah bangsa, masalah bersama, bukan mengutamakan masalah
pribadi. Contoh: di kampus ada yang menjual dosen yang menjual diktat dengan
iming-iming nilai bagus. Terus kita harus siap melawan sistem yang salah
tersebut, karena telah menindas mahasiswa. Jika semua siap melawan dan berkata
tidak untuk membeli diktat pastinya sistem penindasan tersebut akan musnah.
Artinya. Cara membangun kader marhaenis harus menunjukkan sikap berani,
idealis, peduli, dan tegas untuk mengatakan benar ya benar dan yang salah ya
salah.
C. PENUTUP
C.1 Membagun
kader marhenis di Universitas Palangka Raya, dimualai dari anggota/kader-kader
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)
yang menunjukkan perbuatan idealnya seorang marhaenis.
C.2 Nilai-nilai
Pancasila dan Marhenisme adalah nilai-nilai yang saling berkorelasi, karena
sama-sama untuk membangun bangsa Indonesia dengan mengedepankan kemanusiaan.
Referensi:
Monday, September 2, 2019
Bagaimana Kuliah tanpa Uang?
Saya berasal dari
SUMUT, tepatnya kab. Simalungun.
Saya Afrelan anak ke 4 dari 5
bersaudara. Saya punya komitmen untuk melajutkan
kuliah setelah SMA, walaupun keadaan finansial tidak mendukung.
saya meyakinkan nenek, dan kelurga
saya. bahwa saya akan kuliah dengan mandiri. Saya sampaikan pasti banyak
pekerjaan sampingan yang dapat dikerjakan mahasiwa sambil kuliah agar bisa
memenuhi kebutuhan makan dan tempat tinggal. Saya yakinkan pula nanti saya
pasti bisa dapat beasiswa.
Akhirnya…
Kami sepakat meminjam uang untuk membeli tiket pesawat & saya pun melangkah ke tangga yang diberi status mahasiswa di Universitas Palangka Raya di Kalimantan Tengah.
Kami sepakat meminjam uang untuk membeli tiket pesawat & saya pun melangkah ke tangga yang diberi status mahasiswa di Universitas Palangka Raya di Kalimantan Tengah.
Semester I
-Masa OSPEK atau di kampus kami
disebut OMBA (orientasi Mahasiswa Baru). Masa OMBA ada ±1 bulan, kadang ± jam 3 subuh
ke kampus, dan jam 17.00 WIB pulang ke kos.
Sementara saya tidak punya uang
untuk makan, tempat tinggal, dan membeli perlengkaan OMBA. Jadi, seminggu
berada di Kalimantan, saya langsung mencari kerjaan sampingan. Puji Tuhan,
kebetulan ada kerjaan malam hari dan upahnya harian. dimulai pukul 19.30 s.d
01.30 dini hari.
Kerjaannya menjaga kolam pancing ikan
Lele, yang berjarak 5 Km dari kampus saya. Gaji saya biasanya 50 ribu-150
ribu/malam. seminggu bekerja 4 kali. Saya belum punya motor, jadi sering
diantar, dan kadang lupa dijemput kawan satu kamar.
saya ± 5 kali jalan kaki dari
tempat kerja pukul 02.00 dini hari menuju kampus, karena mungkin satu kamarku
ketiduran. Jadi, karena kelelahan saya juga pernah tidur di depan gereja
kampus. Di sinilah saya berpikir ,
mencari uang dengan tenaga itu sangat melelahkan :
tapi hati saya terus berkata SEMUA INI
ADALAH KOMITMEN HIDUPMU….!!!!!
Kembali ke masa OMBA, saya sering
tidak tidur malam, sampai pada suatu hari, badan ku terlalu lelah, aku tidak ke
kampus. saya tidur jam 06.00 pagi dan bangun jam 14.00 sore.
Masa
kuliah (PASCA-OMBA)
Di kampus saya, saya sangat aktif bertanya
dan mengkritisi cara mengajar dosen, dan sering jengkel pada oknum dosen yang membuat mahasiswa itu seakan sapi perah.
Pengalaman saya (semester 1 ada ± 2 dosen seperti ini): Ada dosen
nawarin buku fotocopyan harga 90 ribu dan mengatakan nilai aman. tetapi saya
fotocopy sendiri hanya 12 ribu.
saya hitung2 MABA di kampus yang
dia ajarin ada ± 250 orang. anggap 200 orang membeli dengan dia. artinya dia
untung 90 ribu-12 ribu = 78 ribu x 200 mahasiswa =Rp 15.600.000,- setiap tahun
hanya modal nawarkan goresan tinta (nilai) bisa membeli sepeda motor tiap
tahunnya.
catatan: saya sangat benci dosen yg
menjadikan mahasiswa sbg sapi perah, karena saya mengalami betapa tulang dan
daging sakit mencari uang dengan tenaga. Dan saya tahu masih banyak orang tua
mahasiswa di kampung yg mencari uang dengan tenaga, seperti buruh tani,
pekebun, penambang illegal, nelayan, dsb.
Kemudian, satu semester pun berlalu
dengan IP 3, 19.
Semester
II
Saya masih bekerja, dan sudah
berpikir untuk mencari pekerjaan lain, karena terlalu sakit rasanya kebanyakan
begadang karena kerja. Puji Tuhan, saya dapat ide dengan membuka les privat dan
mendapat gaji cukup2 makan.
± 3 bulan les privat, karena murid
saya hanya 3 orang , saya mencari pekerjaan baru yaitu bersama teman menjadi
pencuci motor dan pengisi ulang air minum. Dan disini saya sudah mulai
pekerjaan saya yang menjaga kolam pancing, ke sesama mahasiswa yg butuh uang
tambahan kuliah.
Relasi saya ketika mengajar privat,
menawarkan saya bekerja menjual ayam di pasar besar. Saya pun mengiyakan
pekerjaan itu. ± 4 bulan saya bekerja disitu dengan gaji 50-100 ribu/ hari.
semua pekerjaan saya coba yg
penting tidak terlalu menggangu kuliah dan tidak melanggar hukum.
Semester II akhirnya selesai dengan
IP 3,02
Semester
III
Ada kebahagiaan yang dalam diri ini
ketika masih dapat duduk di bangku kuliah di semester ini. Dimana aplikasi
beasiswa saya diterima oleh Yayasan KSE. bantuan finansial saya dapatkan ditiap
awal bulan 600 ribu + banyak/kegiatan yg menambah wawasan dan pengalaman saya.
Saya mulai tidak bekerja dan fokus
pada kuliah serta kegiatan sosial KSE dan berbagai komunitas/organisasi yang
saya ikuti. Saya tinggal di sekretariat penerima Beasiswa KSE di kampus saya,
dan saya berusaha meminilisir pengeluaran. dan kadang sekali 2 bulan minta
kiriman dari 200-500 ribu.
Alhasil semester ini selesai dengan
IP 3,50 (Walaupun saya pikir, IP bukanlah tolak ukur kuliah saya bagus/tidak)
Semester 4-selanjutnya nanti saya
tulis pada kesempatan yg lainnya…
Thursday, August 8, 2019
KACA MATA KU TENTANG PGN LEADERSHIP & INNOVATION CAMP II TAHUN 2019
Cirebon 8 Agustus 2019.
Ini kacamata Afrelan
Sius mengikuti camp pertama bersama KSE se-Nusantara.
Diawali dengan mengirim
proposal inovasi, dan Puji Tuhan dinyatakan dapat mengikuti camp. Camp ini
mengintegrasikan camp kepemimpinan dan Innovation yang dimotori KSE, didonori
oleh PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dan Give2Asia.
Saya dan Anna terpilih dari Paguyuban KSE UPR berangkat
dari Universitas Palangka Raya. Take off pukul 14.00 WIB dan landing di bandara Soekarno-Hatta
(Soeta) pukul 15.30 pada tanggal 4 Agustus 2019.
Di Bandara Soeta kami langsung disambut salam hangat
Paguyuan KSE UIN JKT. Kami berkumpul sampai pukul 18.00 WIB di Bandara menunggu
landingnya pesawat teman-teman dari seluruh paguyuban di regional Sumatra.
Setelah semua landing kamipun banyak
dibantu Paguyuban KSE UIN JKT sampai ke Stasiun Kereta Api Pasar senen Jakarta,
mereka bantu antar jemput bandara-stasiun, menyediakan konsumsi, dll.
± 1 jam kami
sampai stasiun kereta api menggunakan Grab Car.
Kembali lagi menunggu di stasiun ±3,5 jam karena kami
harus menunggu perwakilan paguyuban KSE Jabodetaser,
dan sekitarnya. Pukul 23.30 WIB kami pun
berangkat dengan gerbong kereta yang sama menuju Hotel Bentani, Cirebon, Jawa
Barat. Selama diperjalanan sangat terasa guyub sesame penerima beasiswa KSE
Nusantara. Kekeluargaan inilah yang membuat saya tidak merasa lelah walaupun
diperjalan seharian penuh.
Pukul 03.00 dini
hari kami sampai di stasiun Cirebon, dan menunggu jemputan untuk ke Hotel.
alhasil pukul 03.30 kami dijemput dan jam 04.00 langsung disodorkan makanan berat walupun
masih dini hari.
Selesai makan, langsung
bagi kursi kamar. cuci muka dulu, duduk sebentar dan lanjut ke lapangan
olahraga hotel. Jadi, Saya tidak punya waktu tidur karena jam 5.00 harus sudah
baris lagi untuk olahraga.
Detik demi detik
berjalan. Kami digembleng dalam area pertarungan untuk menjadi pemuda yang
memiliki jiwa kepemimpimpinan serta selalu berinovasi melihat keadaan di
sekitar kita. Para officer (pelatih) selalu membimbing kami agar selalu tepat
waktu dan siap menjadi sesuatu dimana pun dan kapan pun. Contoh : makan berat
harus selesai 5 menit, harus siap
memimpin laporan, tidak boleh terlambat sedetikpun, harus semangat dalam
semua kegiatan, mandi, salat, dengan ganti
pakaian hanya 15 menit harus selesai. Jika berbagai aturan diatas
dilanggar kami akan dapat hukuman tertentu, malamnya tidak bisa tidur
di kasur hotel.
Semua aturan camp demi
kebaikan bersama, dapat menciptakaan
orang-orang yang disiplin, tidak
loyo, dan tidak malas-malasan. selama camp kami diapresiasi jika disiplin dengan dibari label Bintang dan jika tidak disiplin/melanggar
aturan akan diberi label Tengkorak.
Dan kami memliki cermin untuk selalu menyemangati , saling membangun. Cermin
saya bernama Tuti Manalu dari Universitas Riau, dia selalu dapat bintang tetapi
saya selalu dapat tengkorak. Jadi Tuti
juga dapat hukuman seperti saya, tidak bisa tidur di kasur/kamar Hotel.
Dari proses camp inilah
kami diajarkan arti hidup itu pasti
membutuhkan orang lain, manusia sukses itu harus memilki jiwa kepemimpinan,
bisa berkomunikasi dengan baik dan benar, selalu berinovasi, menghargai makanan,
membangun jiwa cinta tanah air, dan udara Indonesia, menjadi mahasiswa yang
tidak hanya berorientasi pada nilai, harus bisa bersosialisasi, bisa mendesain masa depan, harus berkarakter
yang baik, dapat melihat siapa diri kita sebenarnya, dll.
Terakhir, saya bagikan
pesan HRD perusahaan telekomunikasi XL
yang juga pernah jadi donatur beasiswa KSE, mereka tidak akan menerima orang yang IP tinggi tetapi tidak memiliki
organisasi. karena seorang yang bergabung terhadap organisasi lebih mampu
diajak bekerja sama.
Saturday, July 27, 2019
MEMAHAMI MAKNA HARI KARTINI MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
21 April adalah peringatan
hari Kartini. Peringatan tersebut mengajak kita melihat sejarah, bagaimana
seorang Kartini memperjuangkan hak-hak perempuan khususnya dibidang pendidikan.
Kartini berpandangan bahwa Pendidikan adalah jalan yang tepat untuk mengubah
nasib perempuan yang harus dianggap lemah karena tidak mengetahui ilmu
pengetahuan.
Pada abad yang lalu diskriminasi wanita adalah
hal biasa, yang kadang-kadang lebih hebat dari diskriminasi rasial. Ada
kalangan yang mengasingkan apakah perempuan itu benar-benar manusia; ada yang
menganggapnya makhluk yang lebih rendah atau mata rantai antara antropoid dan
manusia. Max Fungke menganggap perempuan setengah manusia (Montagu, 1945,
1956), dan pihak lain ada yang menganggap perempuan hanya bertugas untuk
bersalin dan bersalin pakaian, atau menjahit dan memakai baju.
Di Indonesia pandangan terhadap perempuan adalah sosok yang
lebih lemah dari laki-laki sudah terjadi sejak zaman penjajahan dahulu. Hal ini
dapat dilihat dari kebijakan yang dibuat oleh penjajah seperti perempuan dilarang
bersekolah. Kemudian para suami pribumi tidak memperbolehkan istri mereka
keluar, karena perempuan dianggap milik mereka seutuhnya dan bebas diatur
bagaimana saja.
Pemikiran yang menganggap perempuan adalah sosok yang lemah
masih banyak dijumpai sampai abad 21 ini. Dapat dilihat dari cara berpandangan
masyarakat yang menyatakan lebih baik jika hidup perempuan dirumah harus
menjadi pengurus rumah, dapur, dan kasur. Jika menjadi wanita karier harus juga
menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT). Pandangan-pandangan seperti ini yang perlu
diperjuangakan bersama untuk mencapai kesetaraan gender. Karena pada dasarnya
laki-laki dan perempuan diciptakan sepadan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Kartini adalah pejuang kaumnya
(perempuan) di Indonesia. Berjuang untuk menghapus sistem lama yang buruk dan
menghapus anggapan perempuan adalah manusia yang lemah. Perjuangan
Kartinimenegaskan bahwa pendidikan itu hak semua gender. Jika perempuan telah
terdidik, maka antara laki-laki dan perempuan tercapai yang namanya kesetaraan.
Berbagai uraian tersebutlah yang
membuat penulis tertarik untuk memilih judul “Memahami Makna Hari Kartini melalui Pendidikan
Karakter” ini.
1.2
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini antara lain:
A. Mengetahui
makna sejati dari hari Kartini.
B. Mengetahui
kondisi dan peranan perempuan pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan.
C. Mengetahui
makna pemimpin perempuan dan pahlawan perempuan.
D. Mengetahui
makna emansipasi perempuan dan kesetaraan gender di Indonesia saat ini.
E. Mengetahui
cara mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak demi
terciptanya Sustainable Development Goals
(SDG)
1.3 Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
A. Bagi
Penulis/Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah dapat
memaknai arti sejati dari Hari Kartini dan Kesetaraan Gender. Melalui tulisan
ini, penulis diajak menjadi seorang yang pemikir yang tidak menganggap
perempuan lemah. Tetapi antara perempuan dan laki-laki adalah sepandan serta hanya
berbeda secara biologis.
B. Bagi
Masyarakat Umum
Manfaat
penelitian bagi masyarakat umum adalah untuk memeperbaharui pandangan lama yang
menyatakan perempuan lebih rendah dari laki-laki, perempuan setengah manusia
dan berbagai pandangan buruk lainnya. Dengan semakin bertambahnya pandangan
baru yang lebih baik diharapakan kesetaraan gender dapat terwujud. Sehingga
perjuangan pahlawan Kartini dahulu tidak sia-sia begitu saja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Referensi Penelitian terdiri dari:
1. Indriati,
Etti. 2000. Antrapologi Biologis.
Yogyakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
Tujuan penulis mengutip peryataan
ahli tersebut adalah karena ingin menunjukkan bahwa perempuan ternyata lebih
kuat dibandingkan dengan lai-laki secara biologis. Maka laki-laki dan perempuan
itu adalah setara dalam segala segala bidang. Apa yang dikerjakan laki-laki
dapat juga dikerjakan oleh perempuan.
2. Sudibyo,
Lies dan Titik Sudiatmi. 2013. Ilmu
Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta. CV Andi Offset.
Tujuan penulis mengutip peryataan para
ahli tersebut karena ingin menunjukkan pendidikan yang baik itu adalah
pendidikan berkarakter dan berbudaya. Pendidikan adalah media yang tepat untuk
menyadarkan semua orang tentang kesetaraan gender.
3. Samapaty,
Natasya Yosepha.2015. Strategi
Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Ekspedisi Barang Antar Pulau Pada PT. Bumi
Indah Lines di Surabaya. Agora (Jurnal ilmiah daring)
Penulis mengutip peryataan ahli tentang pengertian
metodologi penelitian, agar dapat dijelaskan sesui kebutuhan topik penelitian
ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam jurnal ilmiah (Natasya
Yosepha Samapaty:2015 mengutip pendapat Masyuri dan Zainuddin, 2011, P.40-41)
tentang metodologi penelitian.Metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu
penelitian yang bermaksud untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi tertentu, yang
bertujuan menemukan fenomena-fenomena yang ditelititi kemudian menjelaskan
dengan membuat deskripsi
Teknik pengumpulan data melalui
studi kepustakaan dengan mengutip dan mengembangkan teori-teori yang relevan
dengan topik pendidikan karakter dan hubungannya dengan cita-cita Kartini untuk
mencapai kesetaraan gender.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Makna Sejati Hari Kartini
Hari Kartini adalah hari
kemerdekaan perempuan dari diskriminasi. Perempuan yang sebelumnya dianggap
lemah bahkan dianggap tidak sepenuhnya manusia dapat dibantah. Perempuan
memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Maka apa pun yang dapat dilakukan
laki-laki dapat dilakukan oleh perempuan, kecuali secara kodratnya. Sehingga melalui
momentum ini, perempuan jangan takut untuk menempuh pendidikan
setinggi-tingginya, agar dapat meningkatkan peluang karier yang baik.
Diskriminasi posititif terhadap
wanita mungkin karema adat kita sendiri ataupun tradisi Eropa, misalnya galanteri Victoria. Laki-laki ringan
menolong wanita, misalnya mengangkat barang, memnukakan pintu, memberi tempat
duduk dikendaraan umum, memberi jalan dan sebagainya. Di Barata hal ini sudah
banyak yang ditinggalkan. Ikut sertanya wanita dalam pekerjaan bangunan,
pembersihan jalan dan sebagainya tidak dianggap sebagai hal yang terpuji.
(Indriati, Etty;2000)
Sekarang dunia sudah memberikan
kebebasan terhadap perempuan. Perempuan bebas memilih apapun yang merekasuka. Hal
ini adalah dengan cita-cita Kartini, bagaimana laki-laki dan perempuan itu
dapat sepadan. Jadi, mari memaknai hari Kartini dengan tidak mendiskriminasi
gender apapun disemua bidang.
4.2 kondisi dan
peranan perempuan pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan.
4.2.1 Masa Pra Kemerdekaan
Perempuan pada
masa pra kemerdekaan menjadi manusia yang dianggap lemah. Karena kerjanya hanya
di dapur, kamar dan kasur, serta milik laki-laki seutuhnya. Perempuan tidak
diberikan kebebasan untuk bersekolah, sehingga pengetahuan mereka pun tidak
berkembang.
Kartini adalah
perempuan yang berasal dari keluarga yang dihormati di daerahnya. Keluarganya
juga tergolong orang kaya, walaupun masih masa penjajahan Belanda. Sehingga
Kartini memiliki hak istimewa dan dia dapat bersekolah dengan anak-anak Belanda
dan anak-anak pejabat lainnya.
Melihat Keadaan kaumnya
di negerinya sendirinya, Kartini menjadi kasihan dan ingin memperjuangkan
hak-hak perempuan pribumi lainnya. Pendidikan itu hak semua gender. Dan melalui pendidikan pula nasib perempuan
dahulu dapat berubah dan menjadi sama pengetahuannyaa dengan laki-laki.
Kartini pun membuka
sekolah khusus bagi perempuan pribumi. Sekolah selain untuk menambah ilmu
pengetahuan, sekolah juga merupakan tempat untuk mengubah karakter dan
pemikiran untuk jadi lebih beradab. Perjuangan Kartini tersebutlah yang
membuatnya terkenal, yang disebut dengan emansipasi wanita. Jadi, banyak
perempuan yang ada di lingkungannya mengenal dunia pendidikan.
4.2.2 Masa Pasca Kemerdekaan
Perempuan setelah masa
kemerdekaan masih mengalami diskriminasi, walapun tidak sekuat pada masa pra
kemerdekaan Indonesia. Dapat dilihat dari Masa Orde baru dimana ada gerakan
demo besar-besaran yang menggulingkan rezim Soeharto, dan banyak perempuan ikut
didalamnya. Laki-laki dan perempuan sama-sama berjuang dan sama-sama dapat
bersekolah.
Eksistensi perempuan
mulai tampak kembali pada masa reformasi ketika lahir pemimpin perempuan pertama
Indonesia yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri. Beliau dapat berperan menjadi
presiden RI, yang menjadi inspirasi utama perempuan-perempuan Indonesia, bahwa
kesetaraan gender itu dapat terwujud. Beliau membuktikan bahwa perempuan dapat
mengurus negeri yang sangat luas ini.
4.3 Makna Pemimpin Perempuan dan Pahlawan Perempuan
Makna
pemimpin perempuan artinya perempuan sudah dapat bertanggung jawab menjadi atasan
atau yang mengatur apa yang dia pimpin.
Contoh perempuan menjadi bupati artinya dia bertanggung jawab menyatakan
dirinya siap mengatur dan membawa perubahan baik terhadap kabupatennya. Dalam
arti lebih luas, perempuan sudah tidak ada lagi sekat-sekat yang dapat
membatasinya ingin menjadi seperti mereka.
Pahlawan
perempuan, artinya yang menjadi pembela bangsa dari penjajahan tidak hanya
laki-laki. Ada perempuan yang berjaung didalamnya. Ada Kartini yang berani
mendirikan sekolah terhadap perempuan tanpa takut ditangkap oleh Belanda. Ada juga
perempuan berani angkat senjata dan bambu runcing untuk mengusir penjajah, dan
banyak lahir pahlawan perempuan untuk membela kepentingan Negara Indonesia
untuk merdeka.
Dalam
sejarah perjuangan Indonesia banyak perempuan andil besar dalam memerdekakan
bangsa ini. Maka jangan pernah ada pemikiran lagi yang menganggap perempuan itu
lemah, bahkan perempuan hanya seengah manusia.
4.4 Makna Emansipasi Perempuan dan Kesetaraan Gender
di Indonesia.
Emansipasi
artinya pembebasan dari perbudakan. Perempuan yang dahulu hanya dianggap sebagi
budak laki-laki, kini dapat menjadi sepadan. Perempuan membuktikan bahwa mereka
juga memiliki pengetahuan dan mampu menjadi pemimpin. Maka, dengan adanya emansipasi
perempuan ini, semua bidang pekerjaan dapat dicapai oleh semua gender.
Kesetaraan
gender artinya laki-laki dan perempuan itu sederajat. Diciptakan bukan untuk
saling menguasai, tetapi untuk saling melengkapi. Jadi, tidak ada pekerjaan
laki-laki yang tidak dapat dikerjakan perempuan. Dan tidak ada pekerjaan perempuan
yang tidak dapat dikerjakan oleh laki-laki.
4.5 Cara Mewujudkan Kesetaraan Gender dan
Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Adapun
tujuan kesetaraan gender dan perempuan dan ini adalah terciptanya pembagunan
SDM Indonesia yang berkelajutan. Cara-cara yang mewujudkan ini dimulai dari
dalam diri sendiri. Memulai dengan berani mengambil tanggung kecil seperti
menjadi ketua kelas, berani menyampaikan pendapat di depan banyak orang.
Sehingga nantinya dapat melakukan tanggung jawab atau pekerjaan-pekerjaan besar.
Perempuan dan anak sejak kecil
harus mendapatkan pendidikan karakter. Melalui pendidikan karakter ini
perempuan dan anak dapat memahami bahwa
semua gender adalah sepadan. Dengan pemahaman ini, maka tidak akan ada keinginan
untuk menguasi atau mengeksploitasi. Dengan pendidikan karakter juga akan
dibentuk karakter penerus bangsa ini, bahwa gender bukanlah pembatas untuk
mencapai sesuatu.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan penelitian ini adalah :
A. Hari
Kartini merupakan hari kemerdekaan perempuan dari diskriminasi. Perempuan yang
sebelumnya dianggap lemah bahkan dianggap tidak sepenuhnya manusia dapat
dibantah. Sehingga, perempuan jangan takut untuk menempuh pendidikan
setinggi-tingginya, agar dapat meningkatkan peluang karier yang baik.
B. Kondisi
dan peranan perempuan dari setiap masa mengalami perubahan ke arah yang lebih
baik. Mulai dari masa perbudakan berubah menjadi emansipasi perempuan dan
sekarang terciptlah kesetaraan gender.
C. Pemimipin
dan pahlawan perempuan adalah bukti nyata utama, bahwa perempuan dapat berkarya
dan bertanggung jawab. Maka dengan adanya pemimpin dan pahlawan perempuan,
harus dijadikan inspirasi agar perempuan semakin percaya diri, dan berusaha
mencapai cita-cita yang mereka inginkan.
D. Emansipasi perempuan adalah langkah paling
tepat untuk kesetaraan gender. Sehingga tidak boleh ada pembatas antara
perempuan dan laki-laki untuk terus berkarya.
E. Cara
mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak harus dimulai
sejak kecil. Pendidikan karakter adalah jalan tepat untuk mewujudkan tanggung
jawab semua gender agar tercipta pembagunan SDM Indonesia yang berkelanjutan. Dan
semua ini harus dimulai dari diri sendriri dengan berani mengambil tanggung
jawab seperti menjadi ketua kelas, koordinator kegiatan, dan lain sebaagainya.
5.2 Saran
Adapun
saran penulis bagi pembaca adalah implementasikanlah apa yang sudah diuraikan
diatas. Jika wacana tersebut tidak diimplemestasikan, maka tidak ada maknanya
penelitian dibuat. Dan akhirnya kritik
dan sarannya dari pembaca pun saya terima demi perbaikan tulisan penulis
berikutnya.
Jika
yang penulis uraiakan diatas adalah benar, itu semata-mata hanyalah anugerah
dari Tuhan yang saya terima. Tetapi jika yang diuraikan penulis diatas ada yang
yang salah, itu akibat keterbatasan saya sebagai manusia, maka penulis memohon
maaf bagi pembaca. Karena kesempurnaan sejati hanyalah milik Tuhan Yang Maha
Esa. Terima Kasih
Daftar
Pustaka
Indriati, Etti.
2000. Antrapologi Biologis.
Yogyakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional..
Sudibyo, Lies
dan Titik Sudiatmi. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta. CV
Andi Offset
Samapaty,
Natasya Yosepha. 2015. Strategi
Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Ekspedisi Barang Antar Pulau Pada PT. Bumi
Indah Lines di Surabaya. Agora (Jurnal ilmiah daring)
Wednesday, March 6, 2019
Dear kekasih yang tak ku kenal….
Aku menemukanmu di kolong jembatan, kau tampak kedinginan dan kesepian serta kurang makan.
Aku ingin lebih dekat denganmu, maka kuberanikan kakiku melangkah mendekatimu. Dan ketika engkau berpaling kulihat kau bagai sesosok bidadari yang menatapku. lalu aku berkata “hai” dan kau menjawabnya halo!!..
(Sumber gambar: dokumentasi saat minum)
Ada apa gerangan, mengapa gadis sepertimu berada ditempat yang menyeramkan ini?? dia pun menjawab memang inilah tempatku, Dalam hati aku bertanya-tanya, apa maksud dibalik perkataan gadis itu, apakah ia tak punya keluarga atau orang yang dikenalnya.
Aku membuka jaketku dan ku serahkan kepadanya agar ia merasakan hangatnya dunia ini, terimakasih serunya.
Aku duduk di sampingnya dan berbincang bincang cukup lama dengannya, karna pesona yang ia miliki aku tak peduli ia siapa dan datang dari mana, tadi malam tidur dimana, dengan siapa, ngapain aja…. yang kutahu dia begitu mempesona.
ku genggam erat tangannya, seraya berkata mari pulang bersamaku. Dia pun meggangguk tulus dan berbicara lembut , “iya aku akan ikut denganmu..”
Sambil berjalan pulang, kami berbincang-bincang banyak hal. Dan banyak orang disekitarnya merasa binggung dan menjauhiku. Tetapi aku tidak peduli, yang ku tahu aku berbicara dengan sesosok bidadari yang entah dari mana asalnya.
Tiba-tiba datang temanku yang bermuka tak tampan, tak buruk wajah, tetapi bisa dibilang pas-pasan. Dia berkata dan menepuk bahuku. BRO….KENAPA LU NGOMONG SENDIRI SEPERTI KESURUPAN???
jawabku, kepala lu peyang, Lu ngak lihat ini ada gadis cantik seperti bidadari!!!.
Ku arahkan jari telunjukku kesampingku, untuk memperkenalkan gadis itu. Pada saat itu juga dia menghilang tanpa pamit, tanpa kusadari dan tanpa uang jajan.
Ternyata oh ternyata,, dia bukan hantu dan bukan manusia, tetapi hanya teman imajinasiku yang terlalu tinggi. Mungkin itu karena aku terlalu kesepian dan sudah terlalu lama menjomblo…
Saturday, February 16, 2019
3 Pemuda Hebat ini Berasal dari Kalimantan Tengah
Barendeng
Manulis : Sebuah Komunitas Literasi Generasi Muda Kalimantan Tengah
Memiliki Tujuan
mengembangan Minat membaca dan Menulis Pemuda di Kalimantan Tengah.
Eva Aprilia, itu namanya seorang wanita pendiri
atau yang menggagas berdirinya komunitas ini. Berasal dari daerah Kal-Teng dan
juga merupakan seorang mantan Duta
Bahasa Provinsi Kal-Teng. Dia menamai komunitas itu barendeng manulis yang berasal dari bahasa Dayak Ngaju artinya
sadar menulis.
Sabtu, 16
Februari 2019 di aula Betang Eka Tingang Nganderang (Jl. D.I Panjaitan Palangka
Raya). Waktu dan tempat tersebut menjadi saksi bisu acara Talk Show and Launching komunitas ini.
Dalam acara
tersebut hadir 3 Narasumber yang memiliki pengalaman luar biasa yang semuanya
bermula dari literasi (kemampuan membaca dan menulis) yang tinggi. Berikut ini
saya bagikan beberapa pengalaman mereka yaitu:
Narasumber
pertama, Eva Aprilia seorang penulis
buku “Testimoni Harmoni” dan juga sekaligus penggagas ide komunitas ini. Dia telah berhasil menerbitkan bukunya tersebut dengan cetakan pertama semua
terjual habis dalam jangka waktu 3 hari “ungkapnya saat acara berlangsung”.
Narasumber
kedua, Dedi Ariaban seorang mantan
Duta Bahasa Provinsi Kal-Teng. Pemuda yang berasal dari desa yang di sebuah
kabupaten Gunung Mas ini, berhasil menempuh dunia pendidikan
S-2 di Inggris
melalui beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dan sebelumnya juga pernah mengikuti pertukaran pemuda di Amerika Serikat selama sebulan.
Sumber gambar : Dokumentasi penulis (Dedi Ariaban saat presentasi)
Narasumber
ketiga, Ahmad Safari seorang
mahasiswa pendiri komunitas Betang Muda Peduli dan sekaligus delegasi Kal-Teng
dalam Kapal Pemuda Nusantara 2018.
Untuk
mencapai prestasi tersebut mereka sepakat pastinya membutuhkan sebuah proses
yang berat dan panjang. Dalam proses tersebut mereka semua rajin membaca
berbagai buku baik fiksi maupun ilmiah dan menulis.
Kegagalan demi kegagalan
juga sering menghampiri mereka, namun karena mereka mencintai proses itu maka
mereka tidak putus asa. Pada akhirnya mereka dapat menjadi seperti sekarang ini
dengan berbagai prestasi yang luar biasa.
Ada beberapa
catatan penting yang penulis dapat dari acara tersebut,yaitu:
1. Dengan membaca kita menambah
wawasan, dan membuka jendela dunia.
2. Dengan menulis kita membagikan
pengetahuan kepada orang lain.
3. Dengan menulis kita juga dikenal
oranng lain, dan mengabadikan kenangan yang kita punya.
4. Untuk memulai kata-kata dalam
menulis maupun merangkai kata demi kata membutuhkan banyak bahan bacaan ,
sehingga tidak punya alasan, jika kita tidak membaca.
5. Point tambahan, ini disampikan
oleh narasumber yang lulus beasiswa LPDP (Dedi Ariaban), Dalam menulis sebuah motivation statement untuk melamar
beasiswa, kuncinya agar lulus adalah promosikan diri anda dengan tepat.
Tunjukkan bahwa anda adalah orang yang layak menerima beasiswa tersebut.
Terima kasih
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
1. Jelaskan pengertian MSDM! Jawab : MSDM adalah suatu bidang manajemen yang mempelajari hubungan dan peranan m...
-
Pertama kali saya belajar menulis di blog adalah tanggal 09 Agustus 2018, dengan judul “Apa Yang Ingin Saya Lakukan Sewaktu Muda?”. ...
-
Tulisan berasal dari pengalaman penulis sendiri selama hampir 3 semester ini. Harapannya dengan Tulisan ini, UPT Perpustakaan UPR d...