Showing posts with label OPINI. Show all posts
Showing posts with label OPINI. Show all posts

Saturday, January 25, 2025

KOLABORASI ANTAR GENERASI

Apa itu kolaborasi?  Jika bersumber dari KBBI kolaborasi adalah kerjasama membuat sesuatu. dalam penjelasan secara umum kolaborasi adalah hubungan kerjasama yang dilakukan lebih dari satu pihak. Dalam tulisan ini, penulis atau mengganti pihak itu sebagai generasi. 

Kenapa antar generasi perlu berkolaborasi? Karena Setiap generasi memiliki ciri khas tersediri bahkan labeling yang disematkan padanya. Sering kali jurang antar mereka  membuat kerjasama tidak berjalan lancar. Bahkan kadang kala dapat berakhir putusnya tali kolaborasi tidak harmonis dalam melaksanan visi dan misi suatu organisasi. Jika antar generasi dalam suatu bangsa tidak mampu bekerjasama, maka mustahil   cita-cita itu dapat tercapai.  berikut ini, Ada beberapa kolaborasi yang secara teknis dapat dilakukan bersama, yaitu:

1. Diskusi langsung (tatap mata)

Gap antar generasi sebagian besar berada pada sisi penggunaan teknologi dan informasi. Generasi baby boomer dan dengan gen angkatan sebelumnya yang cenderung belum melek teknologi. Sehingga gen Z lebih sering diberikan tugas yang berhubungan dengan teknologi Informasi. Sebaliknya gen Z merasa terlalu terbebani dengan double job, atau tambahan tugas yang harusnya tugas itu bisa dikerjakan bersama-sama walaupun beda generasi. Oleh sebab itu,  inisiatif antar generasi penting untuk saling  bertemu secara langsnug untuk  merumuskan pemecahanan masalah bersama, jangan diki-dikit curhat dan sebar di medsos.  Diskusi langsung ini tentu juga dapat dilakukan dengan pelatihan intensif, atau pembagian tugas yang adil yang sesuai dengan angkatan generasi dan kompetensi, atau hal lainnya  Yang pasti antar generasi pasti ada titik temu yang digunakan untuk berkolaborasi dengan baik.  Ingatlah, generasi adalah sebuah roda agar mesin berjalan dengan baik. Roda dan Mesin tersebut adalah hubungan antar organisasi, negara, bahkan masyarakat dunia.

2. Kolaborasi sebagai gerakan sosial. 

Kolaborasi sebagai gerakan sosial adalah kerja-kerja nyata yang harus ditanamkan pada semua orang dimanapun berada. Bahwa setiap generasi harus saling memahami perbedaan mereka dan titik temunya, agar bersama-sama dapat menabur benih-benih baik dimanapun. Pengetahuan akan kelemahan dan kelebihan antar generasi akan  mendorong kerjasama massal ini berjalan sesuai harapan. Tentu ini juga sesuai dengan budaya luhur bangsa Indonesia yaitu Gotong Royong. Adapun, dalam hal teknis dan lingkup kecil untuk saling melengkapi maupun mendukung antar generasi, contohnya adalah dalam grup Whatsapp keluarga, biasanya orang tua, akan lebih mudah percaya pada berita hoax, disitulah fungsi gen Z untuk menverifikasi dan transfer ilmu dalam keluarga bahwa berita itu tidak benar, tentu juga dengan komunikasi yang santun agar dapat diterima semua anggota keluarga. 



Banjarmasin, 25 Januari 2025

Afrelan Sius Silalahi


Monday, January 13, 2025

Gen Z dalam Tantangan Dunia Kerja : Label Generasi Lemah dan Generasi Mental Tempe

Gen Z adalah generasi yang lahir pada tahun  1997-2012 atau akhir tahun 90-an sebagai tahun hitungan awal kelahiran dan awal tahun 2010 sebagai akhir kelahiran gen Z. Generasi ini lahir dengan perkembangan teknologi dan infromasi yang begitu pesat. Kemajuan dan keterbukaan informasi membuat gen Z hidup pada masa-masa yang sangat promblematik bahkan sering juga dijuluki generasi  instan tanpa tahu cara berproses dan berproggress.

Sumber gambar : NU online


Tulisan ini dibuat untuk menjawab sebagian dilema masalah atau pertanyaan-pertanyaan di luar sana terkait gen Z yang dilabelin banyak hal-hal negatif. Beberapa hal-hal negatif tersebut, penulis coba jabarkan dan uraikan secara singkat:

1. Generasi serba instans 

Generasi Z dikatakan generasi serba instan. semua mau hasil yang cepat dan instan mendapatkan segalanya. Sebagai contoh, gen Z dalam bekerja ingin gaji yang besar namun minim pengalaman dan pengetahuan. Sehingga sekarang ini gen Z lebih banyak memilih menganggur daripada bekerja gaji UMR apalagi dibawahnya. Padahal di Indonesia pekerjaan dan industri yang terbuka besar dunia kerja adalah digaji UMR bahkan banyak dibawahnya. Gen Z ini sangat memilih-memilih pekerjaan, tanpa ingin mencoba dulu, berproses dulu, belajar  dulu baru mendapatkan pengalaman dan ilmu. Sehingga Proses tersebutlah yang membentuk valuesnya kedepannya. 


2. Generasi Tempe 

Generasi tempe disematkan pada gen Z akibat mental mereka yang dianggap menye-menye, gampang stress, tidak tahan bekerja dalam tekanan, dikit-dikit healing, work life balance, dan  kehidupan yang prolematik. Generasi ini akhirya diangggap lebih lemah dari generasi-generasi sebelumnya seperti generasi milenial dan baby boomer. Hal-hal ini banyak terjadi akibat keterbukaan informasi dan standardisasi generasi yang didasarkan pada sosmed. Standar gen Z sekarang adalah standar media sosial, kerja yang  penting happy, kerja harus seimbang dengan liburan.  Kerja cerdas bukan  kerja keras, ditekan atasan, besok berpikir ajukan resign. Komunikasi tidak beretika. diberikan evaluasi, merasa tersakiti, dan curhat masalahnya di sosmed. 


3. Generasi ikut-ikutan trend atau  FOMO 

FOMO atau Fear of Missing Out.  Gen Z menjadi generasi yang tidak mau ketinggalan trend yang viral di medsos. Mereka takut takut dianggap kurang pergaulan atau  tidak mengikuti perkembangan zaman. Sehingga banyak banget gen Z termakan  gaya marketing berbagai produk dan gaya hidup yang tinggi tanpa memperhatikan pendapatannya. Sehingga tidak heran jika sekarang gen Z banyak tidak melek financial, mereka banyak macet di sistem perbankan. Kemudahan penggunaan Paylater dipakai sembarangan tanpa diimbangi kemampuan membayar.  


Selanjutnya, dibalik pandangan negatif ini terkait gen Z ada masalah serius kini yang sedang menghantui Indonesia bahkan dunia secara global.


1. Gen Z tumbuh pada masa harga-harga mahal.

Gen Z sekarang hidup dimana harga-harga hanya sekedar hidup atau kebutuhan pokok sangat mahal. Harga Sandang, Pangan dan papan hampir sulit dijangkau generasi ini. Harga tanah selangit, kebutuhan sehari-hari mahal sehingga, gen Z ini sekarang sangat memilih pekerjaan dan memandang gaji yang ideal agar mereka setidaknya dapat bertahan hidup.     Hal ini juga tentu tidak masalah tungggal dari Gen Ztetapi juga dari gennerasi sebelumnya. dari gen X, Baby Boomer, dst. Mereka telah menguasasi tanah dengan dalih investasi zaman dulu. Sehinga semua harga tanah saat ini sudah sulit dijangkai gen Z , apalagi untuk memenuhi papan atau kebutuhan rumahnya. 

Berbagai kesulitan yang muncul dewasa ini juga didukung dari data dan angka pernikahan di Indonesia yang terus  menurun. Para pemuda usia matang untuk menikah menunda menikah bahkan mulai naik trend menunda kehamilan. Jadi Gen Z yang saat ini sedang berada di masa-masa yang sangat sulit. 


2. Gen Z tumbuh di era bonus demografi usia produktif. 

Jumlah lowongan pekerjaan di Indoensia tidak sesuai dengan jumlah pelamar. Jumlah usia produktif Indonesia sangat banyak, namun yang dituhkan dunia kerja hanay sedikit. Bahkan pekerjaan sebagai pelayan rumah makan pun yang dibutuhkan tidak sampai puluhan orang, dapat dilamar oleh ratusan orang. dan pekerjaan yang dibutuhkan ratusan orang dilamar oleh ribuan orang bahkan jutaan orang. Berbagai tantangan hebat ini membuat pelamar kerja sangat struggle dalam mencari pekerjaan apalagi untuk mencari pekerjaan impian atau yang ideal. Banyak juga pekerjaan Ideal yang penuh dengan segudang persyaratan, seperti batasan umur, pendidikan, tinggi badan, penampilan menarik, dan berbagai persyaratan lainnya. 


3. Gen Z berjuang pada masa ketidakstabilan Global.

Krisis iklim seperti musim yang tidak sesuai keadaan seharusnya tentu berpengaruh pada mental gen Z. ketidakstabilan global seperti masa pandemi Covid-19 tentu merubah gaya kerja dunia yang lebih baru. termasuk di Indonesia. Dampak  dari pandemi sebelumnya, membuat perusahaan berlomba-lomba menggunkan teknologi. Sehingga mengurangi peluang menambah tenaga kerja. 

Tulisan ini adalah opini penulis sebagai gen Z. Generasi dimana penulis merasakan dimana beratnya perjuang bekerja agar sekedar  dapat hidup, apalagi untuk sejahtera.  Gen Z saat ini adalah orang-orang yang akan memimpin negeri ini, tentu juga untuk mencapai Indonesia emas 2045. Jadi generasi ini harus saling berkolaborasi antar generasi dan tentu harus terus meningkat kapabilitas dirinya masing-masing dengan terus menambah softskill dan hardskill yang akan sangat diperlukan dalam mencapai harapan gen Z dan tentu dapat membuat bangsa ini menjadi bangsa yang maju. 



Banjarmasin, 13 Januari 2025

Afrelan Sius Silalahi.

5 DAFTAR PINJOL LEGAL MUDAH CAIR 2025